Article

IBSN: Tantangan Itu!

 Semenjak saya memulai kampanye Indonesians’ Beautiful Sharing Network (IBSN) ternyata saya menghadapi tantangan berupa ujian untuk membuktikan apakah saya konsisten dengan kampanye saya itu.

Sekedar mengingatkan kata kunci dari IBSN adalah: Beautiful Sharing (Indahnya Berbagi) dan yang penting lagi yang selalu saya katakan ada pesan implisitnya : tanpa syarat ! atau ikhlas dalam terminologi agamanya.

Karena kata kunci itulah yang justru kadang menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Sekedar ilustrasi, betapa sering saya – dan mungkin anda – temui bahwa betapa banyak disekitar kita orang-orang yang menurut kita pelit dalam berbagi – padahal menurut kita hal itu cuma hal sepele. Misalkan saja meminta mengajari mengoperasikan suatu alat tertentu. Anda mungkin ketawa jika saya ceritakan. Tetapi begitulah kenyataannya.

Apalagi jika hal itu ada nilai ekonomisnya. Saya semakin merasakan hal itu. Katakan saja tentang infomasi atau sedikit pengetahuan. Maka akan kita dapati betapa banyak orang yang berilmu yang enggan berbagi . Ya, saya paham karena dia mungkin mendapatkannya dengan cucuran keringat dan bahkan darah.

Disisi lain, ketika kita menawarkan bantuan kita dengan ikhlas, karena kita merasa bahwa kita bisa membantu, terkadang ada saja yang mempertanyakan motif kita.

Pernah suatu ketika, ada teman saya seorang trainer di sebuah lembaga pelatihan, menghubungi saya dan bertanya tentang informasi kursus bahasa inggris. Dia ingin mengambil sertifikasi internasional untuk suatu keahlian di singapore. Yang dia tanyakan kursusan yang terkenal, seperti EF dll. Tetapi saya mengajukan diri untuk mengajarinya. Dia ketawa, setelah saya berikan alasannya, bahwa saya sedikit banyak faham tentang subjek yang akan dia ambil sehingga kalau kursus di kursusan umum, maka yang dia ambil paling general english bukan English for spesific purposes yang bertujuan untuk menguasai suatu ilmu tertentu.

”Saya harus bayar berapa?” katanya

”Nggak, saya nggak cari itu, saya cuma ingin sharing aja biar ilmu saya nggak mandeg - tapi kalau mau ngasih ya alhamdulillah…”

”Saya profesional lho…?” katanya lagi.

Saya tahu berapa tarif dia perjam jika memberi pelatihan, ya ratusan ribu rupiah – bahkan mungkin dia ngasih training sehari sama dengan gaji saya sebulan jadi PNS :D

”Saya juga…” jawab saya.

Dalam hati saya selalu mempertanyakan – mengapa sesuatu yang gratis / murah dianggap tidak profesional?

Tetapi saya tahu kalau dia tidak puas dengan jawaban saya.

Saya katakan bahwa saya tahu tentang ilmu yang akan dia ambil sertifikasinya itu, bahkan saya bisa memastikan kalau saya lebih tahu duluan daripada dia, meskipun saya tidak pernah menjadi pelatih untuk bidang itu secara khusus atau bahkan mengambil biaya sertifikasinya yang jutaan rupiah itu, ya saya memang masih newbie di bidang itu tapi saya tahu dasar-dasarnya.

Begitulah mungkin yang juga anda alami sekarang atau nanti ketika anda ingin berkomitmen untuk selalu berbagi.

Saya tahu anda bisa tidak setuju dengan saya, dan itu tidak masalah bagi saya.

Satu hal yang saya jelaskan bahwa tujuan semata-mata saya berbagi sebisanya tanpa syarat – ikhlas – adalah :
1. Saya ingin mendapatkan hasil investasi saya itu, kelak – ketika sudah tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari manusia untuk bisa menolong saya – selain kebaikan yang saya lakukan

dan

2. Bahwa imbalan yang paling besar itu ada disini – di dalam dada saya… ketika orang lain merasa bahagia dan merasa ada yang manfaat dari apa yang saya berikan. Maka itulah bayaran yang paling mahal bagi saya.

Semoga Allah meneguhkan keyakinan saya untuk selalu berbagi dari hal-hal yang paling kecil, hingga hal yang menurut saya besar. Dan tidak takut tidak adanya imbalan materi – yang bisa saya dapatkan dari hal lain yang sesuai dengan tuntunan-Nya.

Dan sebagai pengingat bagi saya, bahwa Ramadhan adalah momentum yang sangat tepat untuk melatih saya dalam berbagi. Bukankah dalam hadits Rasulullah s.a.w. pada bulan ramadhan kedermawannya seperti angin yang berhembus?

Ah betapa indahnya jika bisa seperti itu…

Semoga!

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "IBSN: Tantangan Itu!"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.