Article

IBSN: Kepada Adikku……

Catatan:
*) Artikel ini diambil dari milis IBSN, jaringan-indahnya- berbagi@yahoogroups.com pengarangnya Rahman Efendi AR 
*) Kalo diikutkan pada IBSN award kok layak jadi pemenang, dan artikel ini memang sudah jadi pemenang lomba seperti catatan di bawah :mrgreen:
*) Selamat menikmati
****

Kepada Adikku…… … *)

Rahman Efendi AR
Dik, saat kutulis surat ini kau sedang tertidur…
Malam hening tanpa suara. Di luar, bulan sendirian mengintip dari sela kisi jendela. Disebelahmu si kecil memelukmu erat. Menelusupkan kepalanya di ketiakmu.
Begitu nyamannya ia berada di dekatmu…. Senyaman hatiku bertahun-tahun bersamamu.
Bertahun menguatkan tegakku, bertahun meringankan ayun langkahku, menapaki liku jalan di hadapan kita…
Dik, hari-hari yang kau lalui bersamaku mungkin tak seindah harapanmu dahulu… Mungkin aku bukanlah orang yang se-menyenangkan yang pernah kau bayangkan. Aku juga, mungkin, bukanlah tempat yang kokoh untuk tempat kau bersandar… Namun, dibalik itu semua aku masih menyimpan sebuah asa. Berharap —dengan segala kelemahanku- — dapat menuntun langkahmu. Berharap dapat menunjukkan anak-anak kita jalan-jalan kebaikan. Meski aku sendiri sedang berusaha menjaga langkahku untuk tak terperosok ke tepi jalan.
Aku ingat suatu hari kita pernah bertengkar. Saat itu kau merajuk ingin pulang ke rumah orang tuamu.Kau tahu bagaimana galaunya hatiku? Tak pernah terduga olehku niat itu terlontar dari bibirmu.
Adikku, Sekacau apapun kondisi kita…. jangan pernah terpikirkan untuk berpisah. Apalagi kita di bawah tekanan emosi. Dunia ini akan menjadi neraka bagi kita ketika kita dikungkung amarah. Pandanglah anak-anak kita… mereka dapat meredakan amarah itu.
Goncangan-goncangan kecil yang kita rasakan di atas bahtera ini bukanlah apa-apa dibandingkan beban penderitaan jutaan saudara-saudara kita di belahan dunia yang lain. Filipina, Thailand, Afghanistan, Irak, Palestina… . Kadang aku bertanya-tanya dalam hati; masih sempatkah mereka menghardik istrinya? Masih sempatkah mereka melemparkan piring ke arah suaminya? Sedang hari-hari mereka dalam tekanan musuh-musuh Allah. Nyawa-nyawa mereka terancam keselamatannya. .. Dan waktu-waktu senggang mereka dihabiskan untuk memberikan perlawanan.. …
Lalu bagaimana dengan kita? Betapa kecilnya masalah yang kita hadapi. Betapa ringannya beban yang kita pikul sampai segitunya kita pertengkarkan? Seharusnya kita sibuk mencemaskan keadaan saudara-saudara kita itu. Atau berjuang melawan ghozwul fikri yang menelusup dalam sendi kehidupan kita yang kedatangannya hampir tak terbendung-bendung. Adikku, jangan pernah pikirkan hal remeh-temeh itu lagi sampai kita harus menegangkan urat leher dan saling meninggikan nada suara. Mohon kau ingatkan jika aku pun larut begitu !
Adikku, engkau tahu musuh-musuh Allah sedang mengintai. Jalan – jalan di hadapan kita penuh perangkap yang siap memangsa. Lalu engkau pun melihat genderang perjuangan itu memanggil-manggil kita. Aku kagum
padamu t’lah bahu-membahu menyambutnya. … Marilah bergandengan. …
Genggam erat jemari ini…. Sibakkan s’gala rintangan…
Rengkuhlah bahagia itu !!!
Adikku……
Kulihat helai demi helai rambutmu mulai memutih.
Apakah kau lelah mendampingiku?
Simpang Galon, Medio Desember 2008
Rahman Ef. AR
YM : kedaikitakita
email : kedaikitakita@ gmail.com
website : http://batubaranews .com
bisnis : http://www.formulab isnis.com/ ?id=Firayuni
*) Surat yang kutulis ini memenangkan Juara III Sayembara MENULISSURAT CINTA
UNTUK ISTRI pada perayaan HARI IBU yang diselenggarakan DPD PK-SEJAHTERA Kab. Batubara - Prop. Sumatera Utara.*) taken from :
On Tue, 12/23/08, Rahman Efendi AR wrote:
From: Rahman Efendi AR
Subject: [jaringan-indahnya- berbagi] Kepada adikku…… …
To: jaringan-indahnya- berbagi@yahoogro ups.com
Date: Tuesday, December 23, 2008, 8:56 AM

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "IBSN: Kepada Adikku……"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.