Article

IBSN: Pitstop [Terminal Ruhiyah]

Sometimes I need some time On my own
Sometimes I need some time All alone
Everybody needs some time On their own
Don’t you know you need some time All alone. Gun n’ Roses

Pernahkan anda mengalami hidup anda begitu kacau? Semuanya terasa serba salah. Badan terasa sakit semua padahal anda tidak melakukan aktivitas yang berat. Rasanya ingin marah kepada semua orang yang anda temui, padahal mereka tidak melakukan kesalahan apapun!
Itu salah satu tanda bahwa jiwa kita sedang lelah. Kelelahan jiwa bisa disebabkan oleh banyak hal; permasalahan yang tak kunjung usai menerpa anda, tubuh anda yang sakit dan sehingga anda tidak bisa melakukan aktivitas apapun, tekanan pekerjaan dan sebagainya.
Saya pernah membaca sebuah buku, yang mengatakan bahwa itu tanda kita sedang jauh dari Allah SWT. Kita mungkin telah meninggalkan ibadah-ibadah sunnah yang kita anggap sepele, seperti dzikir pagi dan petang, rutin membaca al quran dan yang paling penting mungkin kita sudah jarang berqiyamul lail – sholat malam, untuk sekedar menyendiri bersama Allah.
Sahabat semua, kalau anda pernah membaca bukunya Covey 7 Habits dia menyebutkan tentang kebiasaan ke 7 – sharpen the saw : mengasah gergaji – terlepas anda setuju dengan konsepnya – tapi saya kira ada baiknya kita renungkan saran Covey agar kita seimbang dalam menjalankan kehidupan kita, baik secara material, emosional, sosial dan spiritual.
Ada banyak cara untuk mengasah gergaji kita. Saya secara pribadi suka jalan-jalan ke perbukitan di sekitar tempat saya tinggal sendirian dan menyaksikan pemandangan dari atas sana – ah sekarang agak susah soalnya buntutnya sudah 3 jadi mesti ngajak mereka :mrgreen: – di keheningan itu, di atas bukit yang anginnya sejuk, saya melihat di bawah sana semuanya jadi kecil – ya betapa urusan dunia kita sebenarnya kecil, tidak seberapa dibanding luasnya kekuasaan Allah atas alam semesta ini. Dan betapa yang membuat jiwa kita merasa aus dan terbakar habis (burn out) tidak lain kerena kita habisnya hampir seluruh waktu kita untuk kepentingan dunia yang fana ini.
Dengan menyadari betapa kecilnya kita diantara luasnya kekuasaan Allah SWT akan membuat kita tergetar dan akan mengalirkan energi baru yang akan memberikan kita pemahaman ulang bahwa tidak ada sedikitpun campur yang terjadi di dunia ini tanpa campur tangan-Nya. Saya jadi ingat salah seorang teman bule saya dari australia, yang pernah bilang:
“I’m not too religious, and i don’t know why the students here is taught regilious practice in their subjects…”
tetapi ketika suatu saat dia menghadapi masalah yang cukup rumit baginya, dan dia tidak tahu jalan keluarnya. beberapa hari berikutnya dia ketemu saya dan berkata,
“I have known the answers. For sometimes, i didn’t know what should i do. but yesterday i realized. I took all the problem to God. I said, God you know what should i do, give me a hand…”
Ya.. kita sering melupakan Allah dalam kehidupan kita, dan membutuhkan-Nya ketika kita sudah merasa tak berdaya dengan hidup dan permasalahan kita. Tetapi Allah Maha Baik, dan tidak pernah menyia-nyiakan kita ketika kita kembali kepada-Nya, walau setiap hari kita mungkin mencampakkan-Nya.
untuk itu tidak akan pernah rugi ketika kita mau melakukan re-charge kekuatan jiwa kita dengan memanfaatkan sepertiga malam yang terakhir untuk sekedar mengadukan kelemahan kita, untuk menghitung ulang apa yang telah kita lakukan, dan yang paling penting untuk mendapatkan “tangan ajaib” yang membimbing kita melakukan hal yang tepat untuk hidup kita.
tentu mengasah gergaji tidak hanya dengan pada jiwa kita, mata gergaji lain juga perlu kita asah. Tubuh kita punya hak untuk sekedar diistirahatkan, punya hak agar dia bisa bekerja dengan optimal sesuai fungsinya, olah raga dan makanan yang halalan thayyibah adalah batu asahannya.
Pikiran kita juga perlu di asah, dengan memberikan nutrisi berupa bacaan-bacaan yang bermutu – yang akan menjadikan landasan teori kita dalam berbuat. Karena seorang ulama pernah berkata, Ahli ilmu yang sedikit ibadahnya lebih baik, daripada ahli ibadah yang tidak berlimu , ya pemahamanan sebelum melakukan tindakan adalah akan menghasilkan sesuatu yang berbeda daripada kita melakukan sesuatu tanpa tahu tujuannya.
Terakhir untuk mengasah mata gergaji kepekaan sosial kita, maka caranya banyak melibatkan diri kita melakukan aktivitas sosial. Ada banyak aktivitas sosial yang bisa kita lakukan, dari sekedar membersihkan lantai masjid yang kotor, ikut kerja bakti sampai melakukan pendampingan bagi anak-anak jalanan.
Semua aktivitas mengasah gergaji itu ibarat pemberhetian sesaat yang perlu kita lakukan setiap saat – karena itu adalah kebutuhan kita. Ibarat dalam balapan mobil setiap sekian kali putaran kita perlu sejenak untuk mengecek ban kita dan mengencangkan skrup bagi mobil yang akan kita kendarai. Kalau tidak – maka bukan garis finish yang kita capai, tetapi bisa-bisa mobil kita yang terbakar di tengah-tengah arena.
Semoga bermanfaat bagi saya dan anda, dan yang lebih lagi semoga kita diberikan kekuatan Allah SWT untuk melakukan hal itu.
****
PS:
Saya tulis untuk sahabat-sahabat saya yang merasa lelah dalam menghadapi kehidupan ini, semoga persembahan kecil ini bisa mengingatkan kalian, bahwa kalian tidak sendirian. Selalu ada teman disini yang senantiasa mendoakan kebaikan bagi kalian.
Salam hangat dari saya!

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "IBSN: Pitstop [Terminal Ruhiyah]"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.