Article

Happy Ending

budaya makan masyarakat jatim

Entah siapa yang mengajari, atau bagaimana sejarahnya, saya tak pernah tahu.

Seingat saya, orang tua sayapun tidak pernah mengajari seperti itu.. namun ternyata tidak hanya saya, saya lihat banyak juga orang orang yang "berprilaku" seperti saya.

Apa itu?

Temen saya menyebutnya "Happy Ending" ketika menyaksikan saya mangkuk bakso di Depan saya kuahnya sudah habis tetapi masih tersisa 2 pentol.

Saya ingat betul kejadian itu, meski sudah belasan tahun yang lalu..

Dan entah mengapa kok sampai sekarang masih saja perilaku itu "gak sembuh sembuh,"
Tak hanya makan bakso, makan makanan lainnpun, seperti rujak atau bahkan nasi jagung kadang masih aja ada lauk yang tertinggal ketika nasi atau menu utamanya habis.. entah itu cuma sebiji kerupuk atau seiris tempe atau siomay..

Nah, masalnya lagi saya lihat anak saya juga ada yang begitu ketika makan..selalu menyisakan lauknya di akhir, untuk dinikmati "sendirian tanpa teman nasi"..

Memang ada sensasi lain saat melakukan ini..tapi entahlah karena bisa jadi membuat orang lain merasa aneh, sebagaimana komentar temen saya di atas..

Adakah ini "budaya saya" saja atau ada dari anda yang juga "mengalami" nasib yang sama


******

UPDATE:

Beberapa waktu lalu saya menyaksikan si bontot Kya Adinda Sholihah- saat makan malam "menyisakan" ayam goreng-nya, ternyata dia mengambil nasi lagi.

Kemudian saya ledekin,

"Ky.. kalo makan memang harus gitu ya, lauknya ditinggal - kalo sudah makan disimpan di kulkas, besok pagi buat makan lagi, trus dimakan nasinya aja lauknya disimpan lagi buat, siang....hahhaha..."

Si Kya cuma merengut...













Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "Happy Ending"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.