Article

ibsn: … menerimapun butuh ke-ikhlasan..

Akan ada hikmah dan kebaikan dibalik semua kejadian…
Masih tentang SMS reminder.
Kalau pada dua tulisan yang lalu saya ceritakan tentang keajaiban yang menyenangkan kali ini akan saya ceritakan keajaiban yang tidak menyenangkan atau butuh kesabaran..
Perlu panjengan ketahui, saya kirim SMS reminder tidak hanya saat bulan ramadhan saja, tetapi sebelum ramadhan-pun saya juga kirim, cuman intensitasnya rendah, paling seminggu sekali, saat menjelang hari Jum’at atau mengirimkan informasi kalau ada kajian yang diadakan teman-teman. Ya, saya mampunyai cuman baru seminggu sekali, tidak seperti guru saya Gus Husnun Djuaraid – pimrednya Malang Pos – yang bisa ngirim SMS sehari dua tiga kali; ngingetin sholat duha dan juga sholat tahajud, serta untuk puasa Senin/Kamis.
Nah, dari aktivitas mengirim SMS reminder itu saya bisa memetakan karaketristik penerima SMS.
PertamaAktif : selalu menjawab, meski cuman mengaminkan, atau bahkan mengirim balik tausyiah.. Alhamdulillah saya cukup nyaman dengan tipe pertama ini. Dan saya tidak ragu untuk mengirimin lagi.
KeduaPasif: tidak pernah membalas sama sekali. Tipe ini yang sering membuat saya bingung, apakah dia suka dengan SMS saya atau tidak. Saya kadang ragu untuk mengirim ulang kepada tipe ini. Saya nggak tahu alasan mereka.
KetigaReaktif NegatifAlhamdulillah dengan tipe yang seperti ini saya juga senang, karena saya tahu bagaimana dia menanggapi pesan-pesan yang saya kirimkan, saya bisa memutuskan akan mengirim ulang atau tidak.
Nah saya akan bicarakan tipe ketiga tersebut.
Eh sebelum meneruskan, saya biasa mengirim dengan nomor khusus untuk kepentingan itu, alasannya sederhana, nomor tersebut selalu mendapat gratisan SMS – jadi bukan menggunakan nomor yang biasa untuk komunikasi sehari-hari. Karena itu banyak yang nggak tahu kalo yang mengirim SMS itu saya, meskipun teman dekat sendiri. Tetapi dengan begitu saya tahu benar karakter masing-masing orang ketika menerima SMS tersebut.
Suatu ketika menjelang hari Jumat, seperti biasa saya kirim SMS reminder, yang kurang lebih mengingatkan mereka tentang sunnah di hari Jum’at seperti baca Surat al Kahfi, sholawat dan selalu saya tambahi banyak istighfar dan taubat. Begitulah.
Saya cukup terkejut dengan sebuah balasan dari temen saya yang cukup mengenal saya – tetapi saya yakin dia tidak mengenal nomor saya sehingga dia membalas –
”Taubuat…taubat Tai … apa?” (Maaf saya tulis apa adanya – sekedar untuk menunjukkan dan mengetahui bagaimana rekasi perasaan anda ketika mendapat balasan SMS seperti itu)
Untuk sejenak saya berpikir, saya harus membalas apa. Tetapi akhirnya saya balas dengan meminta maaf dan menyebutkan nama saya).
”O kamu tho, habis pakai nomor lain…” kurang lebih begitu balasanya.
Sayapun hanya membalas dengan ikon senyum :D
***
Ada lagi yang membalas sedikit protes atau menggugat…. ketika saya kirimi SMS
Di saat kita sibuk mempersiapakan buka puasa dan hari raya, ada sebagian saudara kita yang bingung bagaimana mendapatkan makanan hari ini. Mari kita doakan mereka.”
”Maksudnya mendoakan mereka apa?”
Saya tidak membalas pertanyaan itu, cuman saya balas dengan menuliskan nama saya.
”Afwan ustdaz…” begitu balasanya.
Sekali lagi saya balas dengan ikon senyum lebar :D
***
Begitulah contoh dua reaksi tentang SMS reminder yang saya kirim. Terakhir saya ingin menyebutkan sebuat reaksi lain.
Pagi tadi saya mengirim SMS, untuk mengingatkan bahwa hari ahad ini adalah kajian terakhir ramadhan dan mengharap kehadiran mereka.  Seperti biasa juga saya sebutkan pemateri kajiannya. Ada sebuah balasan yang sedikit protes.
”Pemateri selalu nggak cocok dengan jadwal!!!”
Maka saya balas, yang penting khan materinya bukan siapa yang memberi materi. Maka saya dapat balasan.
”Tepati Janji.. bukan ingkari … itu juga perintah yang tidak boleh ditinggalkan!! Begitu..???!! kasihan umat digoroi [dibohongi] terus…!!!!
Saya harus berpikir harus membalas apa. Akhirnya saya balas.. daripada pulsa habis buat berdebat mending buat ngingetin orang baca Quran dan sholat duha.. sambil tetep saya kasih simbol tersenyum…
*****
Ya, begitulah, ternyata kesabaran dan keikhlasan dibutuhkan dalam setiap hal – walau untuk urusan kecil dalam SMS reminder.
Saya jadi ingat pesan teman saya yang kurang lebih intinya..
”Setiap orang bisa mendapat ujian, tetapi Jangan sampai kehilangan pahala kesabaran atas ujian itu..”
Anda punya pengalaman serupa?

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "ibsn: … menerimapun butuh ke-ikhlasan.."!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.