Article

ibsn: Senyumlah!

Ketika saya kuliah mempunyai seorang teman yang menurut saya cukup nyentrik. Saya katakan nyentrik karena dia tidak segan-segan dan malu-malu untuk tampil beda dengan teman-teman yang lain.
Mau tahu potongannya?
Tubuhnya cukup jangkung untuk ukuran saat itu, dengan tinggi sekitar 170-an cm, badan kurus, berkacamata minus , rambut panjang rata depan, kanan, kiri dan belakang. Kalo kuliah sering memakai celana jeans terompet  biru – itu yang bagian bawah celana membesar seperti terompet – dan berbaju batik.. hmm jelas nggak match tapi dia cuek bebek.  Meski begitu ada satu hal yang saya suka dengan si Tono – begitu saya biasa memanggilnya, dia suka sekali mengungkapkan ide-ide yang unik dan kreatif.
Suatu hari dia mengajak saya untuk melakukan gerakan senyum sepanjang jalan.Maksudnya adalah, selama perjalanan berangkat dan pulang dari kos ke kampus kita ”wajib” tersenyum dengan orang yang kita jumpai, baik di kenal maupun tidak.
Nah, karena sudah menjadi kesepakatan – maka sejak dicanangkan gerakan itu, kami berdua setiap bertemu dengan siapa saja sepanjang jalan pasti tersenyum. Dan alhamdulillah, seingat saya nggak ada seorangpun yang menolak senyuman yang kami berikan, apalagi yang sampai marah-marah dan nuntut ke pengadilan.. nggak ada deh :D
Setelah gerakan itu berjalan beberapa waktu – sekitar dua mingguan – maka kami kembali ke kehidupan semula – maksudnya ya senyum seperlunya kepada orang yang kami kenal atau tersenyum kepada kami.
Tapi ada yang sangat ajaib…
Suatu ketika, ketika berangkat ke kampus… saat di tengah jalan, tiba-tiba ada mobil yang berjalan dibelakang kami melambatkan lajunya, dan begitu mendekati kami kaca disamping sang sopir diturunkan dan dengan klakson pelan sang sopir menyapa kami
”Berangkat Mas…?”
Dengan refleks kami berdua menjawab
”Iya….”
”Saya duluan ya…” seru sang pengemudi, sambil melanjutkan mulai mempercepat laju mobilnya dan memencet pelan klakson sekali lagi.
Begitu mobil berlalu… saya bertanya sama Tono,
”Lho tadi itu temanmu Ton?”
”Bukan.. lha tak kira temanmu Rie..!”
”Lho? Jadi siapa tadi?”
”Ya nggak tahu….”
******************
Suatu siang sepulang dari kampus… sambil menghindari terik matahari di Jember yang cukup menyengat, kami berjalan menyusuri jalan Kalimantan menuju tempat kos.. di pertengahan jalan ada seorang mahasiswi …  tersenyum dan menyapa
”Pulang Mas?”
Kami berdua berpandangan – tetapi dengan reflek lagi kami berdua menjawab,
”Iya…!”
”Saya duluan ya…” seru mahasiswi tadi..
”He-eh…Mbak..”
Tono melambatkan langkahnya,
”Tadi temenmu Rie?”
”Bukan tuh? Tak kira temenmu Ton?”
”Enggak aku juga nggak kenal…!” jawab Tono
”Lalu?” kami berdua saling bertanya..
****
Ternyata dua kejadian itu tidak sendirian, kami seriang disapa orang yang kami tidak mengenalnya, entah ketemu di kampus, di warung saat makan atau juga di jalan..
Setelah kami pikir-pikir… akhirnya kami menyimpulkan, bahwa semua itu mungkin buahdari gerakan senyum sepanjang jalan yang kami lakukan..
Sampai saat ini saya sering berpikir…. Ah seandainya setiap orang bertemu saling senyum dan menyapa… kok sepertinya dunia ini lebih nyaman untuk ditinggali..
Apa begitu?

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "ibsn: Senyumlah!"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.