Article

Say It with a Blog!

 Say it with a flower begitu ungkapan yang sering kita dengar. Sebuah ungkapan yang mendorong orang untuk mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayangnya dengan menggunakan media bunga.

Tetapi saat ini ada banyak derifat dari ungkapan di atas, ada Say it with a kiss say it with deposit dan say it.. say it with.. yang lain.

Bagi sebagian dari anda yang terpaksa menikmati tulisan-tulisan saya via note facebook, karena saya tag, mungkin pernah terlintas pikiran, kenapa sebagaian besar tulisan yang saya buat sebagian besar tentang anak-anak (saya). Ya, mungkin saya salah satu dari sekian banyak blogger / facebooker yang menulis dan mengangkat tema kehidupan sehari-hari dari anak-anak yang ada di sekitar kita.

Kalo ditanya alasannya, maka saya jawab ada dua alasan utama, alasan eksternal dan internal.

Alasan eksternal

Meski saya bukan penulis yang kesohor, tetapi saya banyak diundang untuk mengisi pelatihan menulis, mungkin hanya gara-gara amanah dewan pembina yang dibebankan teman-teman FLP Malang yang membuat saya terpaksa jadi pemateri tentang menulis.

Nah, dari sekian banyak acara pelatihan menulis yang pernah saya berikan, saya melihat hanya sedikit saja dari alumninya yang konsisten untuk tetap menulis, baik secara offline di media massa dan media komunitas, maupun yang online via blog atau facebook atau sebagai kontirbutir citizen journalism di portal-portal yang ada.

Alasan klasik yang sering diungkapkan mereka untuk tidak menulis adalah, tidak adanya ide tulisan, dan seabrek lainnya. Tetapi mungkin itu yang utama.

Dari fenomena itu saya selalu mengatakan bahwa ide tulisan itu buanyaak dan sangat buanyaak untuk dituliskan. Dari hal-hal yang remeh temeh sampai hal-hal yang serius. Dari kejadian-kejadian kecil di rumah sampai yang harus melakukan riset pustaka untuk menulisnya.

Nah, saya ingin memberikan sebuah contoh bahwa hal-hal kecil yang ada di sekitar kita itu bisa kita angkat menjadi tulisan yang menarik dan dibaca orang lain.

Percayalah, seburuk-buruk tulisan kita, masih ada yang suka, dan sebaik-baik tulisan kita masih ada yang mencela… so nunggu apalagi?

Selain itu saya juga ingin mempertegas dan membuktikan teorinya Pak Ersis yang lebih dikenal dengan EWA Writing Theory yang sering saya kutip di pelatihan-pelatihan yang saya berikan. Salah salah satunya: tuliskan saja apa yang kita pikirkan.

Hmm, ya… kita banyak berpikir, tentang anak-anak kita, tentang lingkunga kita.. dan banyak lagi, mengapa itu tidak kita tuliskan?

Alasan Internal

Ini alasan yang sangat personal sekali, kenapa saya banyak menuliskan tentang anak-anak saya.

Seperti saya tulis di atas, bahwa ungkapan Say it with.. adalah ungkapan yang encourage [mendorong] seseorang mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayangnya.. Nah kaitannya dengan tulisan saya adalah, karena saya mencintai dan menyayangi anak-anak saya, maka saya menuliskan dan mengabadikan momen-momen yang terlihat remeh dan kecil bagi orang lain.

Ya, saya sadar melakukan itu, karena saya tidak bisa mengungkapkan rasa cinta dan sayang saya kepada anak-anak saya sebagaimana orang lain dengan memberikan ungkapan sayangnya.

Kalau orang lain, membelikan anak-anaknya dengan mainan yang mahal dan berlibur ke tempat tempat wisata, mungkin saya tidak bisa melakukan itu, meskipun tentu saja ada keinginan.

Tetapi satu hal yang pasti, saya ingin suatu kelak mereka memahami dan mengetahui dari tulisan-tulisan saya, bahwa saya sangat menyayangi dan mengasihi mereka, sebagaimana orang tua yang lain mengasihi anak-anaknya dengan cara mereka yang berbeda-beda.

Saya juga cuman berharap, mudah-mudahan saja, catatan-cataatan tentang mereka yang ada di blog saya masih bisa terbaca ketika mereka sudah besar dan saya tidak menuliskan tentang mereka lagi.

Tidak menuliskan tentang mereka?

Ya, mungkin saja, karena mungkin kelak mereka sudah besar dan merasa malu jika ayahnya terus-terusan yang menuliskan apa yang mereka kerjakan. Jadi mumpung mereka masih menikmati golden age dimana mereka mungking nggak akan protes dan merasa malu ketika saya menuliskan tentang mereka. Oh iya, sebagian tulisan-tulisan saya di blog sudah dibaca oleh putri sulung saya Nadia, dia cuman senyum-senyum saja kalo baca tulisan itu.

Kemudian saya juga tidak bisa memastikan sampai kapan saya bisa menemani mereka, bukankah keterbatasan umur kita tidak ada yang tahu?

Sayang rasanya jika saya tidak bisa meninggalkan mereka tanpa meninggalkan kenang-kenangan yang indah.

Bukankah begitu?

di samping bed Nadia @ RSUD Lawang, 26/05/2010

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "Say It with a Blog!"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.