Article

mental korban

Oleh : Sarman

Terlepas bahwa ini biasanya faktor turunan dan pola asuh keluarga. Ini hanya memberi sedikit data dan pandangan saja bahwa soal mental itu tidak tergantung pada kenyataan, tapi tergantung pada penilaian kita atas kenyataan. 

Mental korban adalah mental ketika kita merasa lemah, dan melihat kehidupan ini jahat serta menjahati kita. Bahwa segala penderitaan yang terjadi pada diri adalah karena faktor di luar diri, karena faktor kehidupan, bukan karena kesalahan diri sendiri. Sehingga yang disalahkan adalah kehidupan, bukan diri sendiri, sehingga tidak muncul rasa tanggungjawab untuk merubah situasi dan menanggung resiko. 

Misalnya merasa miskin, tapi yang salah Tuhan, orang tua, presiden. Merasa minder, tapi yang salah wajah yang tidak menarik, otak yang di bawah rata-rata. Pemalas tapi yang salah tidak ada teman yang peduli, orang tua yang tidak memperhatikan, dan sebagainya. Ini ciri mental korban, korban dari lingkungan, korban kehidupan. 

Yang bukan mental korban bagaimana? 

Yang bukan korban, dia merasa apa pun yang terjadi, dia selalu merasa bisa selamat, bisa aman, bisa berdaya, bisa punya kekuatan untuk tidak jadi korban situasi. Tidak harus jadi pemenang, yang penting punya kekuatan untuk selamat dari keadaan. 

Misalnya dihina orang yang punya kuasa, dia tidak merasa lemah, baginya lebih baik mati dari pada harga diri diinjak, sehingga minimal dia marah di dalam diri, tidak jatuh mental, hanya saja tidak melawan, karena kalau melawan jatuhnya jadi salah. Miskin, Dia tidak merasa miskin, hanya belum sampai di tahap cukup aja, karena tabungan belum cukup, kecakapan belum cukup, pengalaman belum cukup, dia tidak merasa miskin, hanya merasa sedang belajar aja. 

kalau ada gelas, isi setengah air, itu bisa disebut setengah isi, bisa disebut setengah kosong. Tapi, mentalnya beda. yang melihat setengah isi, ini adalah sebuah kebahagiaan, kecukupan. yang melihat setengah kosong, dia melihat ini adalah kesedihan. 

fakta sama, tapi penilaian bisa beda. 

Jadi harus bagaimana? 
ya tidak bagaimana, lanjutkan saja belajar, karena tidak ada sekolah cuma 5 menit, sekolah mah bisa 5 tahun. Dengan terbiasa belajar, nanti akan terbentuk mental pembelajar secara otomatis. 

#Kesadaran
#Sadar dengan pengetahuan sedikit demi sedikit

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "mental korban "!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.