Article

Calon Sales Saos Kecap Berangkat Haji, Cerita Masa Lalu Ustadz Faris


Ustad Faris Khorul Anam crita pas beliau baru nikah, sekitar tahun 2008, jadi dosen honorer di UIN Surabaya ,  beliau pulang pergi ke Malang-Surabaya menggunakan motor Mio.  Honor Sebagai Dosen di UIN saat itu hanya habis buat transport, tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. 

Bapak mertua-nya mengetahui hal ini, maka beliau punya inisiatif memintanya untuk nyambi jadi sales kecap dan saos - mertuanya punya usaha pabrik kecap & saos. 

Dalam hati ustadz Faris juga ada rasa bagaimana-bagaimana, 

"Saya ini lulusan Yaman, kok jadi sales kecap," begitu keluhnya dalam hati. tetapi karena memang kebutuhan untuk menghidupi keluarga barunya belum  mencukupi, mau tidak mau beliau mengiyakan usul dari mertuanya tadi. 

Sebelum memulai usaha tadi, beliau diajak minta doa barokah ke Habib Bagir. 

Baru sampai depan rumah Habib Bagir beliau bilang,

 ”Pak Mantu sampean ojok oleh nyambut gawé,” *)

“Oh inggih Bib,” jawab mertua ustadz Faris.

“Ustad sampean wes kerjo?”

“Sampun Bib, ngajar teng UIN,” jawab Ustadz Faris

“Iku duduk kerjo Ustadz. Tapi niatono nasyrul ilmi, menyebarkan ilmu Allah,” kemudian Habib Bagir melanjutkan, “Wes iki sampean tak kek i amalan, Sampean amalno.  Nek bengi sholato sunnah 2 rokaat dan moco al Kafirun + al Ikhlas, terus wocoen doa iki,” kata Habib Bagir sambil memberikan doa yang harus diamalkan.

“Nek sampeyan amalno insya Allah sampean diumrohno, dihajino, duwé omah,” kata Habib Bagir setelah memberikan ijazah doa tersebut.

***

Setelah mendapat ijazah amalan dan doa tersebut Ustad Faris tidak hanya mengerjakan hal itu ketika malam hari saja, tetapi setiap hendak mengajar sholat sunnah dan membaca doa tersebut. 

Beliau diberi ijazah doa itu sekitar tahun 2008, kemudian setahun berikutnya beliau diajak umroh orang.

Kemudian pada tahun 2011 ada orang datang ke ustad Faris,

“Ustadz njenengan kulo daftaraken haji purun?” tanya orang tersebut

“Inggih Pak, purun!”

Kemudian setelah diberikan uang untuk daftar haji  tersebut tapi sebelum berangkat untuk mendaftarkan diri,  malamnya ada tamu datang sambil bilang,

“Njenengan kulo daftaraken haji purun?” tanya tamu tadi.

“Kulo sampun didaftaraken Pak Fulan,” 

Kemudian tamunya bilang,

“Menawi istri njenengan sampun?”

“Dereng Pak!”

“Nggih pun kulo daftaraken istri njenengan mawon kale kulo tambahi 10 juta damel syukuran,” kata tamu tadi 

Akhirnya tahun 2011 itu Ustadz Faris dan Istri daftar haji. 

****

Suatu ketika pada tahun 2017 ada kegiatan di UNISMA dengan mendatangkan Duta Besar Arab Saudi. Ustad Faris diminta jadi penerjemah rektor  ketika berkomunikasi dengan Dubes Saudi tadi

Setelah acara selesai,  Dubes tadi bilang ke rektor

“Anda saya undang untuk berhaji tahun ini, syaratnya anda belum pernah menunaikan ibadah haji,”

Sang Rektor tidak menjawab, hanya senyum senyum saja, ketika sang Dubes beranjang meninggalkan ruangan, sang rektor bilang ke ustadz Faris

“Kulo sampun haji kale istri kulo ustadz,” kemudian ustadz Faris diminta mengkomunikasikan hal tersebut kepada Dubes.

Ketika ustadz Faris menyampaikan kepada Dubes, malah dia balik bertanya kepada Ustadz Faris,

“Kalo kamu sudah Haji?”   

“Belum,” jawab ustadz Faris

“Punya Paspor?”

“Punya,” 

“Setelah acara ini, anda bawa paspor anda ke ke hotel,”

Ketika Ustadz Faris berhasil menunjukkan paspornya, maka sang Dubes berkata,

“Bulan depan kamu berangkat haji,”

Akhire tahun itu beliau berangkat haji atas undangan Raja Salman dimana seluruh Indonesia hanya 52 orang saja. Dan selama melaksanakan ibadah haji dikawal oleh tentara Kerajaan Arab Saudi.

***

Tahun 2018 mulai membangun Pondok Darul Faqih di daerah Pandan Landung Wagir, hingga saat ini menurut bendahara Yayasan biaya yang dihabiskan untuk membangun sebesar 5 s/d 6 milyar dan semua itu dibiayai oleh orang lain alias donatur.

Pada akhir Tahun 2022, beliau hendak membangun masjid pondok yang meghabiskan danya sebesar 1,4 Milyar.

Kemudian ada orang dateng ke Ustad Faris sambil bertanya,

“Ustadz untuk membangun masjid itu habis berapa?”

“Sekitar 1,4 milyar,”

“Nggih pun, kulo sing nanggung sedaya,” jawab orang tadi

****

Setelah bercerita hal itu beliau tanya kepada jamaah pengajiannya,

“Njenengan purun tah kulo paringi ijazah doa saking Habib Bagir, kulo sampun ijin,”

Para jamaah segera menjawab

“Purun ustadz..”

“Nggih kulo ajari sepisan riyin terus njenengan tirukan. Mantun ngoten sanjang  Qobilna ijazah..”

Setelah diajari doaanya, Ustad Faris bilang,

“Niku mangke PDF doanya kulo kirim teng WA pak Heri. Mengke kersane pak Heri ingkang share,”  

Tentu saja saya kaget, tetapi juga senang. 

Alhamdulillah siang hari setelah duhur mendapat share amalan dan doa yang diajarkan ustadz Faris.

**********

Pesan Habib Bagir kepada mertua ustadz Faris selaras dengan yang diucapkan ulama lainnya, bisa dibaca pada postingan ini:

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "Calon Sales Saos Kecap Berangkat Haji, Cerita Masa Lalu Ustadz Faris"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.