Article

Cerpen : Malingpun Bersedekah

Prolog: Cerita ringan mudah-mudahan menghibur.
****
Hari itu - SUEP -seorang kuli angkut beras ditinggal majikan dan teman-temannya. Ia berniat mencuri satu karung beras untuk dimasak di rumahnya. Dengan sigap dia mengambil satu karung beras dan memanggulnya dan bergegas pulang.
Sampai di tengah perjalanan ke rumahnya dia beristirahat di sebuah tempat yang ternyata mushalla. Ketika dia sedang enak-enakan berbaring melepas lelah di teras musholla tiba-tiba terdengar suara seseorang,
”Mau, bayar fitrah ya Mas?” tanya orang itu yang ternyata takmir musholla.
Suep segera terjaga dan bingung harus menjawab apa, ”Ehmmm.. ehmmm.ehmmm..ehmmm..”
Pikirannya berkecamuk, kalau dia bilang tidak lantas jika ditanya berasnya siapa dia jadi bingung. Wah.. bagaimana ini..?” pikirnya.
”Masuk aja Mas, saya juga petugas zakat di sini kok..” kata orang tadi tersenyum.
Karena gugup dan takut ketahuan dia akhirnya mengikhlaskan beras curiannya kepada petugas tadi.
****
keesokan harinya dia mencoba mencuri lagi. Dia tidak puas gara-gara rencanya membawa pulang sekarung beras gagal. Maka setelah berhasil mendapatka sekarung beras lagi dia mencari cara lain, memanggil bajaj. Setelah beras dimasukkan dalam bajaj diapun meminta si sopir untuk mengantar ke rumahnya.
Sialnya tiba-tiba bajajnya mogok. Suep turun dari bajaj, sementara si sopir membetulkan bajaj-nya.
“Mas gimana kalo berasnya di turunkan dulu…biar saya enak buka mesinnya..” kata sang tukang bajaj.
Dengan sigap Suep menurunkan karung beras tadi, karena sore itu panas sekali maka dia mencoba berteduh di bangunan terdekat sambil membawa karungnya.
“Lho.. Mas, ini untuk zakat lagi? Wah benar-benar mulia Mas ini… kemarin sudah menyerahkan fitrah.. sekarang juga…” kata seseorang.
Suep menoleh ke orang tersebut. ”Aduh.. ini khan petugas yang kemarin..dan aduh ini khan musholla tempat aku istirahat kemarin…” keluhnya dalam hati. Sementara wajahnya jadi gugup dan lidahnya kelu mau ngomong apa.
“Mari Mas saya bantu masukkan..” kata sang petugas sambil memegang karung beras di samping Suep.
Seperti kerbau yang dicocok hidungnya, Suep bersama sang petugas zakat tadi mengangkatnya ke dalam mushola.
***
Untuk ketiga kalinya Suep mencoba mencuri sekarung beras lagi. Tapi kali ini setelah berhasil mengambil sekarung beras dia menyamar dengan menggunakan jaket dan topi hitam. Di panggulnya sekarung beras tadi melewati jalan lain – memutar untuk menghindari mushalla.
”Aduh.. maaf Mas, saya kecapaian..” kata seseorang yang memanggul sekarung beras bertabrakan dengannya di tepi jalan.
”Ya.. lain kali hati-hati…” jawab Suep – sambil hendak berlalu
”Mas..sebentar-sebentar…” kata orang tadi..
”Lha Mas ini khan yang bawa zakat fitrah ke mushalla kemarin… wah mau kesana lagi ya? Waduh Mas, tunggu di sini saja dulu… di depan itu ada becak yang di sewa mushalla untuk ngambilin zakat orang-orang sini buat ke mushalla. Tadi saya juga ngambil dari rumah sebelah”
Dalam hati Sueb menggerutu,” lagi..lagi orang ini… kenapa sih sial terus…”
”Pak..Pak… sini… bantu Mas ini .. dia mau bawa beras ini ke musholla.. kasihan panas-panas begini.. sekalian diangkut saja…” kata orang tadi kepada tukang becak yang mangkal tidak jauh dari tempat mereka berdua.
Sueb hanya bisa mengaga..ketika tukang becak tadi mengangkat karungnya dan meletakkan dalam becak.
***
Catatan: 
Cerita ini saya ambil dari MADING yang di lombakan pada PASURUAN OSIS AWARD pada tanggal 30 Agustus 2008 yang lalu. Ada beberapa bagian dari cerpen ini yang saya ubah dan saya tambah dialognya, agar lebih luwe dan alurnya enak dibaca. Saya tidak tahu pengarangnya. Tetapi yang jelas saya ambil dari Madinya SMPN 1 Pasuruan.

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "Cerpen : Malingpun Bersedekah"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.