Article

Hidup Damai dengan Personal Peace Procedure

 
pixabay.org

Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Mas Hildan Fathoni yang melalui statusnya sudah mengingatkan pada pelajaran penting yang pernah saya dapatkan dalam sebuah pelatihan sekitar 4 Tahun yang lalu. 

Dalam statusnya, Mas Hildan ada dua poin penting yang dianjurkan kepada kita yaitu : (1) Memaafkan orang-orang yang pernah menyakiti kita (2) Mendoakan kebaikan orang lain. Poin yang pertama Memaafkan Orang Lain yang dalam pelatihan yang saya ikuti tersebut disebut Personal Peace Procedure dan poin kedua adalah masuk bahasan "The Luck facktor" Dua hal tersebut sangat penting bagi siapa saja dalam menjalani kehidupan ini, karena banyak sekali orang-orang "terhambat untuk maju dan meraih keberhasilan" akibat dua permasalahan tersebut.

Ibarat sebuah mobil, permasalahan pertama jika tidak dibereskan - maka akan menjadi "(HAND) REM" yang terkunci sehingga ketika kita ingin menjalankan mobil meskipun kita sudah menginjak pedal gas dengan kencang, tetapi jadinya hanya diam ditempat atau bahkan mobilnya oleng dan bisa celaka.

Sedangkan permasalahan yang kedua, adalah termasuk bahan bakar penting, agar mobil bisa tetap berjalan dengan baik sampai tujuan. 

Kali ini saya ingin membahas tentang poin yang pertama, yaitu Personal Peace Procedure.  

Anda mungkin pernah mendengar teori bahwa Kebahagiaan adalah satu diantara sekian kunci untuk mendapatkan keberhasilan hidup, karena hanya orang-orang yang bahagia saja yang bisa menghasilkan produktifitas kerja dan karya tinggi. 

Dan satu diantara sekian banyak jalan menuju bahagia adalah dengan memaafkan orang-orang yang pernah menyakiti dan menhzalimi kita. bahkan kalau ditinjau dari sudut pandang ajaran agama islam, prilaku memaafkan ini bisa mengantarkan seseorang untuk mendapatkan termpat terbaiknya di surga.

Anda pasti sudah hafal sebuah kisah yang sangat terkenal ketika suatu saat Rasulullah menyebut seorang sahabat yang "biasa-biasa" saja dalam hal ibadah wajibnya ternyata dia adalah seorang ahli surga. Dan saat seorang sahabat lainnya mencoba "menginvestigasi" amalan apa yang dia lakukan ternyata yang dilakukan hanyalah "amalan yang sepele" - yaitu dia selalu berusaha memaafkan siapa saja yang telah menyakitinya (baik sengaja ataupun tidak) setiap menjelang tidur.

Ya, memaafkan seseorang adalah hal yang sepertinya sepele, tetapi sebenarnya memaafkan itu adalah sebuah amalan yang membutuhkan syarat-syarat lain yang tidak semua orang sanggup melakukannya. Karena untuk memaafkan kita harus rela mengorbankan harga diri dan ego kita (saat kita merasa paling benar, paling berkuasa dan paling-paling lainnya), selain itu memaafkan juga membutuhkan sikap yang ikhlas untuk tetap menjalin hubungan baik kepada orang-orang yang telah menyakiti kita dan ini bukan pekerjaan ringan. 

Memaafkan, juga membutuhkan kekuatan diri kita untuk mencampakkan rasa dendam dan amarah sehingga ketika kita bertemu orang yang telah menyakiti kita yang ada pada pandangan mata dan hati kita justru saya belas kasih. Dan untuk bisa bersikap semacam itu dibutuhkan usaha yang tidak ringan untuk mengubah sudut pandang (kalau teman-teman NLP menyebut re-framing). 

Misalkan adalah seorang yang telah menzalimi kita dengan cara menipu sejumlah uang, tentu hal ini akan sangat berat dan bahkan bisa jadi beban bertahun-tahun saat bertemu yang bersangkutan. tetapi ketika kita mencoba memaafkan, dengan cara mengubah sudut padang kita terhadap masalah tersebut maka justru yang akan muncul adalah rasa belas kasihan dan bahkan meng-ikhlaskannya. 

Ketika kita mengubah sudut pandang kita, kita melihat bahwa teman kita tadi sangat kasihan, karena harus menafkahi keluarganya dengan cara yang haram, yang akibatnya membuat tidak berkah dan ketika semua tidak menjadi berkah, maka berdampak kepada kehidupan keluarganya yang dirundung masalah dan akibat-akibat buruk lainnya, belum lagi di akhirat nanti ketika dia mati akan jadi pemberat di alam kubur, belum lagi ketika dihisab nanti urusannya bisa panjang dan seterusnya. 

Jika kita mampu menghadirkan sudut pandang seperti itu dan bisa membayangkan dan merasakannya dengan baik, maka memaafkan itu akan menjadi mudah. Dan kabar baiknya sudah banyak studi ilmiah yang menjelaskan bahwa memaafkan itu pada hakikatnya justru membuat jiwa dan emosi kita menjadi sehat, oleh karena itu ada sebuah ungkapan yang kurang lebih berbunyi "Forgive him/her for (the sake of) your good" - Maafkanlah untuk kebaikanmu sendiri. 

Begitulah sedikit uraian yang saya pahami mengapa memaafkan ini menjadi elemen penting bagi kita dalam meraihkan kebahagiaan dan bahkan kesuksesan.

Catatan:
Jika anda pernah mengkuti pelatihan-pelatihan, ada banyak teknik untuk membantu kita untuk mempermudah melakukan "amalan memaafkan" ini, bisa melalui (S)EFT, NLP dan forgiveness terapi atau yang cukup melakukan musahabah dan istighfar dengan sungguh-sungguh. 

****
catatan di akhir pekan menjelang maghrib
Lawang, 8 Mei 2016 - 17:19 WIB















Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "Hidup Damai dengan Personal Peace Procedure"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.