Article

[Kepsek’s Note # 25] Branding: Penjahat Seminar!




  Kemarin, 11 Agustus 2012, saya dan istri menghadiri 2 undangan buka bersama, tapi karena tidak mungkin bukber di dua tempat sekaligus maka tentu saja harus dipilih satu tempat dulu, baru selanjutnya tempat ke dua.

Tempat pertama adalah di Kantor saya MAN Malang I, aslinya sih bukber di kantor tidak terlalu menarik bagi saya karena toh yang bukber orang-orang yang tiap hari ketemu, satu-satunya yang menarik bagi saya adalah acara pembagian THR  setelah acara bukber wkwkwkwk.  Karena emang sudah nge-fren  dengan bendahara keuangan di kantor maka sebelum acara bukber amplop THR sudah diberikan duluan ke istri saya, sehingga begitu sholat maghrib segera mengambil jatah dan segera menghabiskan untuk meluncur ke tempat kedua.

Di tempat kedua inilah yang saya suka, kedatangan saya disambut suka cita dengan tuan rumah yang tak lain adalah guru internet marketing saya, Pak Agus Setiawan “the realitor” - sayangnya perut sudah overload, sehingga saya hanya mengambil cuma beberapa sendok mie dan 3 tusuk sate padahal menu-menu lainnya begitu menggiurkan :D :D - 

Asyiknya bukber di rumah Pak Agus adalah saya bisa bertemu temen-temen dari komunitas Online Marketer Group [OMG] – baik yang sudah kenal maupun yang belum dan baru kenal, dan yang lebih seru lagi saya dapat menambah jejering pertemanan yang baru dan tentu saja peluang untuk mendapatkan rezeki dari jejaring itu.  Begitulah, malam itu saya bertemu dengan Pak Burhanuddin guru senior di SMKN 4 (SMK Grafika) Malang yang setelah ngobrol kesana kemari eh.. malah pengen belajar SEO sama saya. Sebenarnya agak bagaimana begitu kalo belajar sama saya, pasalnya saya khan newbie dan lagian omzet saya belum sebesar temen2 OMG lainnya.  Tapi tetap saja saya merasa senang. Kemudian saya juga dikenalkan dengan Mas Edo, yang sedang kebingungan menerbitkan buku dan menjualnya dan setelah ngomong ngalur ngiduk juga akhirnya yang bersangkutan mau menghubungi saya lagi, kok ya kebetulan om Nur Muhammadian mengirim SMS yang mengabarkan bahwa buku yang kami kerjakan dengan komunitas FLP Malang sudah sampai di rumah beliau– ”Bukunya sudah datang ... Excellent...”  - saya tunjukkan SMS itu pada Mas Edo, heheh.. entah karena itu dia percaya :D :D  Eh iya saya juga ketemu warga PNBB juga, Mas Hildan dan Mas Alix Wijaya.

Menjelang pulang, Pak Agus baru sempat berbincang-bincang sama saya – sebelumnya sempat mau ketemuan tapi jadwalnya gak pas terus. Beliau bilang kalau hendak menulis sebuah ebook yang merupakan fondasi yang harus dipahami oleh mereka yang hendak belaajar internet marketing (dan juga usaha lainnya). Inti dari ebook itu adalah bahwa tidak ada jalan pintas dalam mencapai kesuksesan, selain itu bahwa latar belakang pekerjaan seseorang tetap penting dan bermanfaat untuk terjun dibidang internet marketing. Beliau mencontohkan murid beliau, Mas Purwadi ”berkah mulia” yang sukses berjualan sepatu safety online, ternyata sebelum sukses jualan sepatu, ternyata sudah mencoba beberapa usaha online, mulai jualan gula aren dan lain-lain tetapi gagal. Nah jualan sepatu diilhami karena dia sudah 15 tahun bekerja industri yang membutuhkan sepatu safety. Begitulah akhirnya dia mencoba jualan sepatu dan alhamdulillah dia berhasil, begitu juga dengan Mas Ahadian yang juragan grosir tas laptop, sebelum jualan tas laptop ternyata dia seorang yang pekerjaannya sebagai distributor Memory Card – yang biasa digunakan untuk hape, kamera dan laptop, dari sana dia melihat peluang untuk jualan tas laptop. Dan masih banyak lagi contohnya, termasuk bagaimana berdarah-darahnya Pak Agus menjalani berbagai profesi, mulai jadi sales, MLM sampai jadi paranormal.

Beliau ingin menulis buku tersebut karena saat ini banyak ”penjahat seminar”  begitu beliau mengistilahkan banyaknya penyelanggara seminar yang menjual tips cepat kaya, kaya dengan berhutang, mendadak punya banyak properti dan lain sebagainya.  Beliau tetap berkeyakinan bahwa semua usaha yang baik adalah yang dimulai dari kecil, yang keuangannya sehat terus merangkak menjadi besar. Bukan dengan cara mengajari orang yang belum pernah berusaha untuk berani berhutang dan mengambil resiko besar, termasuk juga beliau mengkritik yang anjuran untuk lebih banyak bersedekah sementara tidak diimbangi dengan giat berusaha, karena umumnya sangat sulit orang yang punya rezeki yang pas-pasan untuk bisa bersedekah. Wong menghidupi dirinya saja belum bisa istiiqomah.

Begitulah bincang-bincang kami, beliau meminta saya untuk mencarikan siapa saja – terutama yang masih usianya masih muda dan mau mengubah paradigma hidupnya untuk bisa berusaha  --  sebagai penulis dari ebook tersebut, memang ada bayarannnya meski tidak banyak , tetapi beliau berjanji akan memberikan pelajaran yang sangat penting bagi anak-anak muda yang memang ingin berhasil seperti dirinya. Adakah teman-teman yang mau? Silahkan inbox beliau.

Hal lain yang menarik yang belia ungkapkan adalah: jangan pernah menunggu sempurna dan baik untuk berusah, termasuk dalam menulis dan menerbitkan buku. Beliau bilang banyak buku (dan juga ebook) yang isinya amburadul dan bahkan ngawur – toh tetap laku di pasar. Yang paling prinsip adalah kerjakan dulu dan jadikan dulu bukunya, dicetak dan dijual, ”ojo kakehan petingsing (jangan terbelenggu aturan formal) harus seperti ini dan seperti itu  sehingga tidak jadi mengambil tindakan dan berusaha” begitu pesannya pada kami.

Ah, saya jadi ingat betapa nasihat tersebut sangat mengena bagi kita – para penulis pemula ini. Karena ketakutan akan banyak kritikan dan hal-hal yang tidak memberikan apresiasi atas usaha kita, maka kita gagal memulai langkah awal kita untuk menulis dan menerbitkan buku.

Ya, tulisan yang bagus memang peting, tetapi menjadikan pikiran kita menjadi sebuah tulisan itu lebih penting daripada menyimpannya saja di kepaala kita.

Apakah juga begitu menurut anda?






Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "[Kepsek’s Note # 25] Branding: Penjahat Seminar!"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.