[CHMI]: Jurnal Syukurku : Tips Bicara dengan Orang Pikun (ODD)

Ibu tidak tidak jadi subuhan di masjid, karena katanya kakinya sakit. Setelah subuh saya coba bacakan ayat-ayat ruqyah, Alhamdulillah beliau tidak menolak, setelah itu mengajak beliau bercerita ngalor ngidul. Ada satu poin penting untuk agar ibu tidak terbawa emosi ketika bercerita, yaitu dengarkan ceritanya, ketika beliau cerita yang sedih - misalnya tadi beliau bilang,

 " ... aku terharu ada xxxx (ndak jelas yang beliau sebutkan siapa) tiba-tiba sungkem..bla.bla..."

kemudian jeda sejenak dan etika saya lihat raut muka beliau hendak menangis.. maka dengan cepat saya mengalihkan topik pembicaraan seperti ini:

"Oh, ya Bu, dulu di kampung kita ini, berapa sih jumlah rumah yang asli...?"
Kemudian beliau bercerita kalau dulu cuma 20 rumah dst...

Intinya, ketika berbicara dengan orang pikun (dimensia / ODD), yang isinya antara satu kalimat dan kalimat lain ndak nyambung, kita dengarkan dan tanggapi dengan antusias, kemudian potong dan alihkan ke pembicaraan yang bertujuan untuk mengingat memori yang bersangkutan - kepada hal-hal yang memang nyata terjadi. berikut ini contoh beberapa pertanyaan yang bisa menggali memori :

• Tentang Masa Sekolah: Dulu SD-nya dimana? - Bangunan gedungnya seperti apa? - Siapa gurunya? - Teman-temannya yang diingat siapa - dst
• Atau topik topik lain, tempat kerja, lingkungan, aktivitas yang dulu orang tersebut lakukan dan seterusnya.

Alhamdulillah, setelah ngobrol sampai sekitar 45 menit, saya pamit pulang karena saya lihat sudah jam 5 pagi, meski awalnya saya ditahan suruh mendengarkan beliau 5 menit katanya.

Alhamdulillah sampai rumah, masih sempat nyelesaikan cucian istri dan menjemurnya, kemudian mandi, sarapan, mengantar si Kya dan langsung ngantor... Alhamdulillah sampai kantor masih tidak telat dan sempat leyehan sejenak di mushollah - meluruskan punggung yang pegel -sebelum mulai kerja.

Alhamdulillah juga, layanan di kantor ndak terlalu banyak yang bermasalah, lancar jaya sampai sore..

Alhamdulillah