Article

IBSN: Ketika Rumput Tetangga Lebih Hijau

Saya selalu berpikir bahwa orang ini tidak melihat betapa saya juga terkadang pusing mengatur keuangan keluarga, dia juga tidak tahu bahwa saya harus melunasi beberapa tanggungan yang harus saya bayar.
Tetapi sekarang saya lebih lapang dada kalau ada orang yang berkata seperti itu lagi, karena saya teringat bagaimana Nabi kita s.a.w mengajarkan sebuah doa kepada kita ketika ada orang yang memuji kita: “Ya Allah jadikanlah aku lebih baik daripada yang dia sangka dan ampunilah aku dari yang tidak dia ketahui . Dengan menyebut doa itu dalam hati saya, maka saya lebih tenang karena ucapan orang lain tadi saya anggap sebagai doa kebaikan bagi saya.
Saudaraku, betapa banyak kita merasakan seperti orang tersebut di atas, bahwa dia melihat orang lain lebih beruntung dan dirinya menjadi orang yang malang – apalagi jika kita sedang dirundung duka dan masalah. Dan yang lebih parah lagi kita menjadi lupa bahwa kita masih mendapatkan nikmat yang setiap saat yang tidak bisa kita nilai dengan materi semata.
Suatu hari saya chatting dengan seorang blogger. Dia bilang kalau dia sudah mulai mengelola blog dengan domain berbayar.
Saya katakan padanya bahwa mudah-mudahan rezekinya bertambah dengan punya blog baru itu. Tetapi dia bilang belum ada pendapatan dari blognya – meski sudah dipasangi iklan.
Saya tanyakan padanya apa sih keuntungan dia ngeblog selama ini? Dia bilang hanya dapat teman-teman yang membantu dia mengajari membuat dan mengelola blog dengan gratis.
Saya bilang bukankah itu rezeki? Tapi dia masih belum paham.
Akhirnya saya bilang, berapa uang yang kira-kira dia keluarkan ketika dia harus mengambil kursus mebuat blog?
Sontak dia terkejut dan merasa betapa banyak biaya yang harus dia keluarkan untuk menjadikan dia mahir ngeblog jika harus kursus.
Saya katakan lagi itulah hikmah hadis Rasulullah s.a.w, perpanjanglah tali silaturahim karena dia akan mendatangkan rezeki dan memperpanjang umur.
Sahabat blogger, kekhilafan kita untuk mensyukuri nikmat Allah yang ada pada kita saat ini bisa menghalangi kita untuk berbuat kebaikan yang lainnya. Salah satunya bersedekah – dalam bentuknya yang sangat luas. Karena kita merasa tidak mempunyai kelebihan yang bisa disyukuri kita menjadi kikir dan takut memberikan apa yang kita punya kepada orang lain, walaupun bentuknya bukan materi.
Kekikiran kita itu menjadikan kita enggan untuk berbagi, dan menjadikan kita lupa bahwa dengan berbagi dan memberi Allah akan menggantikan apa yang kita berikan hingga tujuh ratus kali lipat. Atau karena kita selalu menghitung-hitung balasan Allah kepada kita selalu dalam bentuk materi?
Ah.. saya jadi teringat salah seorang teman saya, pengusaha busana muslim – di rumahnya dia menampung beberapa saudaranya yang tidak mampu untuk dipekerjakan dan dibiayai pendidikannya.
Dia cuma mengatakan kepada saya, bahwa balasan Allah kepadanya memang tidak langsung berbentuk materi, tetapi dia bilang bahwa banyak urusannya baik pribadi dan bisnis dimudahkan, dan yang terpenting lagi dia masih diberi kesehatan untuk selalu bisa bekerja. Dia bilang, berapa kira-kira uang dan peluang yang hilang dan harus dia keluarkan jika dia sakit.
Saya juga ingat perkataan salah satu bapak teman istri saya yang juga seorang kiayi yang disegani di daerahnya. Beliau bilang, mengingatkan orang-orang yang menjenguknya di rumah sakit – “mudah-mudahan bapak ibu senantiasa bersyukur, dengan diberi kesehatan, karena betapa susahnya jika bernafas saja harus menggunakan bantuan tabung oksigen, belum lagi harus tinggal di rumah sakit…
Ya kita mungkin baru ingat ketika kondisi seperti itu.
Sahabat sekalian, saya tahu anda mungkin sudah mendengarnya ini berkali-kali, bahkan sampai bosan. Nggak apa-apa, saya menuliskan ini hanya sebagai pengingat pada diri saya sendiri agar senantiasa bersyukur atas apa yang ada pada saya saat ini.
Saya hanya ingin melihat tulisan ini kembali atau bahkan ada orang lain yang mengingatkan saya pada tulisan ini ketika suatu saat saya lupa. Karena saya tahu bahwa saya begitu lemah, terutama ketika saya mendapatkan cobaan dari Allah, saya juga manusia biasa yang juga bisa terlenakan dengan fananya dunia. Untuk itulah tulisan ini saya buat.
Selain itu, saya juga ingin mengingat orang-orang yang telah mengajari saya untuk senantiasa bersyukur dan berbagi bagaimanapun kondisinya. Karena saya yakin dengan menuliskannya dan kemudian ada yang membacanya akan menjadi amalan yang baik yang insya Allah tidak akan ada putusnya bagi mereka yang telah mengajari saya, dan juga bagi saya.
Dan limpahan energy bersyukur dan berbagi itulah yang bisa saya harapkan untuk semakin banyak berkarya yang bermanfaat bagi diri saya dan orang lain.
****
PS: Untuk sahabat-sahabat semua yang sedang beduka, tetaplah bersyukur dan berbagi, mudah-mudahan Allah yang Maha Pemberi, memberikan jalan keluar yang terbaik bagi kalian.

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "IBSN: Ketika Rumput Tetangga Lebih Hijau"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.