Article

IBSN: Hidup (mungkin) Tak Pernah Mudah, tetapi PASTI Indah!

Intro: 

Ini hanyalah terjemahan dari posting saya beberapa bulan yang lalu yang berjudul Life will never be easy but it’s always beautiful! – sebuah postingan yang merespon komentar dari salah seorang murid saya yang telah menjadi orang penting!

Saya tergerak untuk menerjemahkan hal ini kerena ini adalah salah satu spirit saya mencetuskan IBSN, dan yang terpenting lagi karena judul tulisan itu menjadi tag di header blog sahabat saya Mas Deni.

Terjemahan ini saya persembahkan untuknya dan teman teman IBSN sekalian. Semoga bermanfaat.

Selamat menikmati.

*****

to: Sarwito
 “WOW, NOT A PLAY…….. the things that makes me admired to mr smiling face (i never find his picture mrengut) was his way of life. how to life EASY… just like the book BEING HAPPY that he had recommend me to have it. bY reading this blog, reminds me a lot of thing that we share together, n sometimes i jealous, how can he make this blog so interesting” (Sarwito)
Aku hanya tersenyum melihat komentarmu pada postinganku yang lalu

Mungkin kamu benar, tetapi akan coba kujelaskan mengapa aku bisa seperti yang kau katakan.

Suatu hari aku mendaki gunung – benar-benar mendaki, dan itu pengalamanku yang pertama! Sebelumnya aku berpikir bahwa mendaki gunung sangat berat! Dan memang BERAT! Tetapi sebelum aku mendaki, aku mencoba menata pikiranku, bahwa aku akan mencobanya betatapun beratnya. 

Ya, pada langkah pertama menuju jalan setapak yang menanjak membuatku putus asa. Tetapi panggilan jiwa atas tantangan itu membuatku mampu berjalan dan berjalan, meski hanya setapak demi setapak dan merayap.

Saat melintasi hutan yang gelap aku mencoba menikmati perjalananku – jujur itu tidak mudah – tetapi semakin keras aku berusaha menikmatinya semakin kurasakan betapa asyiknya perjalanan itu! Dan aku mendapati bahwa itu adalah perjalanan yang paling luar biasa yang pernah aku alami.

Kenikmatan yang meliputi jiwa membuat gelapnya hutan dan sesaknya kabut menjadi begitu indah.. mataku lambat laun menjadi terbiasa melihat dalam kegelapan – dan akhirnya menjadi tidak masalah lagi meski tanpa menggunakan senter penerang jalan.
Ketika jalan setapak semakin mendaki, tentu saja perjalanan semakin menjadi berat, lalu kucoba untuk melihat di belakangku, di sana jauh di bawah pegunungan yang kudaki. 

Betapa indahnya horizon di bawah sana. Jutaan kerlap-kerlip lampu di kota di bawah sana memancar menembus tebalnya kabut! Dinginnya angin yang menerpa wajahku seperti hembusan angin surga yang menyapaku. Tubuhku beku, bukan karena dinginnya angin, tetapi aku baru menyadari betapa indahnya pemandangan di bawah sana dilihat dari puncak gunung ini!

Keesokan paginya, aku terbangun oleh dinginnya angin yang menghembus ke seluruh tubuhku…. Aku menggingil… aku berusaha melawan dingin… ku ambil air dan ku basuhi bagian tubuhku dan angin bertiup semakin kencang. Kemudian aku sholat… tubuhku menjadi lebih hangat… dan kuajak teman-teman untuk sholat juga.

Berkas sinar mentari perlahan menjadikan langit semakin terang.. dan aku masih menikmati perjalanan matahari, pandanganku terbang menuju bawah — ke bawah sana.. jauh di kaki gunung… sekali lagi rasa ketakjuban merambati tubuh dan jiwaku, berulang-ulang.

Ketika waktunya kembali tiba, dan perjalanan ke bawahpun dimulai. Aku baru menyadari bahwa perjalanan ke bawah juga tidaklah mudah. Aku masih susah mengendalikan tubuhku agar tidak terpeleset setiap saat kulangkahkan kakiku.

Hutan yang gelap gulita menjadi terang. Cahaya mentari berhamburan di sela-sela pepohonan besar. Aroma alami dari pepohonan yang basah terkena hujan dan embun menjadikan perjalananku menjadi luar biasa.

Ketika perjalanan hampir berakhir dan mendekati desa, sepanjang jalan para petani menyapa kami dengan hangat, sekali lagi aku merasa betapa indahnya hidup ini!

*****

Sekarang, setiap saat aku melihat gunung, aku masih bisa merasakan bagaimana nikmatnya… aku bisa merasakan indahnya pemandangan dari atas gunung sana… dan setiap saat aku mengingatnya… membuat jiwaku terasa segar.

Akhirnya aku akan katakan padamu. Setelah melalui pemikiranku yang lama aku menyimpulkan bahwa hidup adalah sama seperti itu .. ya sama dengan ketika engkau mendaki .. karena bukan dikatakan mendaki sebuah gunung jika engkau tidak merasakan beratnya perjalanan untuk mencapai puncaknya.

Aku juga katakan kepadamu, bahwa aku juga merasakan apa yang dirasakan orang lain. Kadang aku merasa bahwa hidup ini begitu berat dan bahkan membuatku lelah dan frustasi… tetapi itulah perjalanan yang harus kita lalui! Sebuah perjalanan untuk mendapatkan keindahan dalam kehidupan.

Aku hanya bersyukur kepada Allah, bahwa DIA masih memberikanku kesadaran atas apa yang aku alami. Aku tahu itu tidak mudah, kadang-kadang seperti berjalan di hutan yang gelap dan lebat dalam guyuran hujan deras! Sangat berat! Ya, kadang aku ingin berhenti saja melanjutkan perjalanan itu!

Jika hal itu mulai aku rasakan, aku tahu bahwa itu adalah saat aku harus istirahat… mengumpulkan tenaga … berbaring sejenak merebahkan kepala … untuk kembali mengasah tekad … dan perlahan bangun dan memulai lagi perjalanan dari langkah-langkah yang kecil… satu … dua langkah dan seterusnya..

Sekarang saatnya aku belajar untuk lebih bijak, dan lebih bijak lagi… dan ketika waktu berlalu, aku akan sesekali melihat ke belakang dan aku menemukan bahwa apa yang telah ku alami sebelumnya begitu indah…

Sekarang, selalu tertanam dalam benakku, setiap aku merasa langkahku begitu berat menapaki hidup ini – aku yakin bahwa akan ada pemandangan indah yang menantiku di sana.

Akhirnya, setiap masalah sekecil apapun memberiku banyak pelajaran agar aku menjadi lebih bijak. Satu-satunya yang harus aku siapkan adalah seberapa besar kesabaran yang perlu aku sediakan untuk belajar dari setiap masalah.

Begitulah Sarwito, hal itu menjadi keyakinanku bahwa hidup ini mungkin tidak pernah mudah tetapi PASTI indah!

Terimakasih telah membaca postingan yang ku buat disini

Selamat membaca..

Semoga engkau dalam kebahagiaan selalu!

Dan kepada semua teman-temanku – terima kasih atas segala pelajaran yang telah kau berikan padaku…

Aku yakin bahwa kalian telah menggoreskan begitu banyak warna dalam hidupku – bahkan meskipun kalian merasa tidak pernah berbuat apa-apa padaku –

Terima kasih!

Aku selalu merindukan kalian!

***
Lawang, 26/02/2008 @ 11.59 PM 
Translated @ Thursday – October 23, 2008 @ 02.45 PM

































Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "IBSN: Hidup (mungkin) Tak Pernah Mudah, tetapi PASTI Indah!"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.