Pentingkah Program Bagi Cabug dan Capres

 

Di kampung saya yang terdiri dari dua RW dan beberapa RT, penduduknya kurang lebih 500-700 orang. 90 Persen lebih pendidikan warganya di minimal SMA/K, kalopun ada yang lebih rendah dari itu bisa dipastikan sebagian besar golongan manula yang usianya diatas 60 tahun. Sedangkan profesinya sebagian besar adalah pegawai baik negeri/swasta, dan sebagian lainnya wirausaha.

yang unik, setiap kali terjadi PIL-PIL..an (baik mulai pemilihan ketua RT/RW hingga pil-pres) menurut saya tingkat partisipasinya cukup besar - paling tidak 50% warga ikut memilih, walaupun bisa jadi sebagian sisanya lebih asyik terus bekerja atau bahkan menikmati liburan kalo ada urusan pil-pilan tersebut.

Nah, jika saya amati dari tahun ke tahun, preferensi pilihan saat nyoblos warga kampung saya tergolong unik, tiap musim pil- pilan bisa berubah, tetapi mengamati hasil penghitungan suara dari pil-pil tersebut, ternyata nggak ada pengaruhnya dengan program-program yang ditawarkan oleh paslon pil-pil tadi.. mungkin sebagian besar mereka bertanya, emang kenal dengan para paslon tadi... jadi apa pedulinya dengan program-programnya, kalopun ada jurkam yang datang ke kampung kami ya paling-paling dinikmati aja pidatonya dan kalopun nyumbang untuk ini itu ya diterima saja ...tapi kalo milih itu kan tergantung mood pas dibilik suara.. nah,

Yang unik suatu ketika pas pilpres beberapa tahun lalu, ada sebagian warga di RT tertentu sudah kompakan kalo yang ibu- ibu milih capres XX, kalo bapak bapak milih capres YY, sedangkan yang lain suka-suka

Nah, saat penghitungan suara meski yang menang capres dari para ibu-ibu, toh bapak-bapak biasa aja dan setelah itu seperti gak peduli jika telah berlangsung peristiwa besar yang menentukan pimpinan negara.

Pokoknya setelah pil-pilan.. nothing to lose lah..

Saya gak tahu apa suasana seperti itu terjadi ditempat lain?

Tapi kok saya kira sama saja wong indonesia ini bagian dari kampung saya :)