Article

[Personal Branding] Seberapa Kuat Citra Anda?

Suatu ketika ada teman FB yang cerita bahwa dia merasa kerepotan “lepas dari kejaran” para fansnya J - bener ini serius! ceritanya dia membuat sebuah akun di FB dan diakun tersebut dia selalu update status, membuat tulisan  dan share artikel yang temanya sama – maksudnya tema dari semua status dan tulisan-tulisannya sama.  Singkat cerita banyak yang tertarik dengan akun tersebut banyak “pelanggannya” dari berbagai jenis kelamin dan usia dan dari bebagai negara karena dia menuliskannya dengan multibahasa. Dan setiap kali update status atau menulis sebuah artikel di akun tersebut maka tanpa diminta yang nge-like dan komen datang berduyun-duyun. [Padahal di kasus lain banyak yang dibela-belain ngirim ratusan (bahkan kalo bisa jutaan) inbox agar tulisannya di like facebooker supa bisa memenangkan lomba tertentu – saya pernah menulis tentang hal ini  - jika mau membaca silahkan klik link ini http://bit.ly/YAE8wm ]

Nah karena sesuatu dan lain hal dia berusaha menutup akun tersebut dan membuat akun lain. Tetapi lucunya meski dia sudah berpindah dengan akun yang baru – eh ternyata para penggemarnya tanpa diundang pada berduyun-duyun nge-add akun baru tersebut. 

Saya pikir hal ini ajaib sekali, di saat orang lain – terutama temen-temen pemasar online, berusaha dengan keras untuk mencari dan menambah jumlah “penggemar” dari lapak Online yang dia buat di facebook, sampe-sampe ada yang jual alat khusus yang berfungsi nge-like dan menambah follower, ini malah tanpa melakukan itu sudah banyak yang “ngejar-ngejar”. 

Setelah saya tanya beberapa hal tentang “isi dan muatan” dari status dan tulisan-tulisan yang dia gunakan di akun tersebut maka saya paham bahwa dia memang sudah melakukan “sesuatu yang benar” kalau ditinjau dari sudut internet marketing. Saya coba cek popularitas kata kunci yang dia pakai tersebut di alat yang disediakan oleh Google dan saya mendapati memang hal-hal yang dia tulis itu memang BANYAK DICARI oleh orang di internet. Jadi kesimpulannya adalah wajar dia dikejar-kejar pelanggan lamanya – meski dia sudah ganti akun.

Dari kasus ini saya belajar  beberapa hal.

Pertama, semakin menyadarkan kepada saya bahwa ketika kita mau menggabungkan ilmu internet marketing untuk menulis, maka hasilnya bisa cukup dahsyat. Jadi jika anda ingin menjadi penulis yang ingin dikenal publik maka tulislah hal-hal yang memang banyak dicari oleh orang di internet. 

Ingat, ketika anda ingin bermain di dunia internet maka anda harus memakai “logika dan nalar” yang dilakukan oleh pengguna internet. Jadi tidak bisa anda mengandalkan hal-hal konvensional lagi, dan dengan cara seperti ini tidak mengherankan kalau banyak penulis-penulis pemula yang tiba-tiba dikenal orang atau karya-karyanya menjadi digemari dan booming. 

Kedua, suatu ketika pernah ada diskusi yang cukup ramai di grup, tentang sastra dunia maya yang kualitasnya diragukan. Memang semua orang bisa memberikan berhak memberikan suatu penilaian tentag karya seseorang, terserah mau baik atau jelak, mau bermutu atau sampah terserah. Bagi saya tidak perlu pusing dan ribut tentang penilaian itu, lha wong alquran dan hadist nabi aja banyak yang mengejek dan menjadikan olok-olokan, apalagi cuman karya sastra tulisan orang. 

Lantas apa kaitannya dengan bahasan kita kali ini? 

Saya teringat pesan Pak Agus Setiawan – guru internet mareketing saya, pesan beliau kepada saya – ketika meminta saya untuk segara melakukan branding, “Public Speaker itu sebenarnya bukan masalah apakah dia pandai atau terkenal tetapi apakah audience MENERIMA atau TIDAK?”                                                                    
Nah, contoh kasus di atas membenarkan pesan pak Agus tersebut, meskipun dalam ranah tulis menulis, dan saya juga setuju, bahwa pembaca tidak peduli kita terkenal atau tidak, pandai atau bloon, tetapi jika apa yang anda sampaikan banyak yang menerima, ya sudah tulis saja. Terserah orang mau menilai apa, atau kalo bahasa anak muda, “sirik tanda tak mampu” 

Hehehe, saya pikir-pikir benar juga kata Om Nur Muhammadian bahwa munculnya diskursus “sastra dunia maya tidak berkualitas” ada  wacana yang dihembuskan penulis-penulis konvensional yang gagap dengan teknologi dan ditinggalkan pembacanya akhirnya dia membuat wacana pembelaan :D – kalo menurut saya ini semacam exit strategy untuk memaklumi kegaptek-annya :D :D  

Ketiga, personal branding – atau yang sebagian orang lebih suka menyebut pencitraan – (saya sendiri kurang sreg, karena maknanya pencitraan di indonesia jadi negatif akibat prilaku politisi dan penggede di negeri ini ) – memang membutuhkan sebuah keontentikan, artinya menjadi unik tetapi tidak sekedar berbeda dengan orang lain – anda perlu memposisikan diri dan mencari ceruk pasar (niche market) bagi tulisan-tulisan anda. Dan tentu itu bisa dipelajari dan butuh proses, tidak seketika, tetapi kadang memang perlu melakukan uji coba – semacam trial and error, dan itu tidak masalah!

 Yuk kita coba!

1 komentar:

  1. wah keren gan pembahasan ini..:) menurut ane sih perilaku di dunia maya mencerminkan perilaku kita di dunia nyata..:)

    BalasHapus

Terima kasih sudah membaca tulisan "[Personal Branding] Seberapa Kuat Citra Anda?"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.