Article

Rektor, Kok Pengangguran?

Beberapa waktu yang lalu, ketika membuka facebook dengan teman guru, saya mengatakan pada temen saya, 

"Pak, lihat ini! Prof Imam Suprayogo, meski beliau rektor UIN Maliki Malang, tapi hampir tiap hari posting tulisan di note-nya facebook," kata saya 

Dengan tidak berminat, dia menanggapi perkataan saya, "Dia, khan nggak ada kerjaan!"

Saya hanya tercenung mendengar komentarnya. Dan saya hanya berbaik sangka bahwa temen saya lagi capek saja, sehingga tidak tertarik dengan apa yang saya sampaikan. Mudah-mudahan begitu.Tetapi setelah itu saya berpikir, apa memang orang-orang yang suka menulis adalah orang yang nggak punya pekerjaan? Meski orang itu seorang Rektor. 

Pertanyaan saya tidak berhenti di situ. Apalagi ketika mengingat begitu banyak orang-orang yang secara pekerjaan tanggung jawab dan kesibukannya melebihi kita-kita ini. 

Suatu ketika, temen saya, yang kebetulan salah satu Manajer Cabang Indosat di daerah Jatim, pernah bilang, kalo CEO-nya Indosat yang lalu termasuk orang yang rajin nulis, dan dia sangat suka sekali membaca tulisan-tulisan bosnya itu. Saya juga melihat di blognya Om Jonru, disana dia setiap minggu mereview blog-blog yang outstanding [maksudnya blog yang dimiliki oleh orang-orang penting di suatu institusi atau atu orang terkenal lainnya] dua diantaranya adalah Bosnya Operator XL dan Seorang Manajer Pemasaran CDMA FLEXY. Melihat tulisan-tulisan orang-orang tersebut saya terkadang minder, dan juga kagum, saya yakin mereka sibuk, bukan pengangguran, tapi bisa nulis hal-hal yang bisa menginspirasi yang membacanya. 

Saya, juga pernah membaca di sebuah majalah islam, ada seorang Syaikh yang sangat terkenal, [apa Yusuf Qardhawi ya?], beliau ini sangat rajin sekali menulis, bahkan dalam setiap perjalan mengajar di kampusnya, pulang-pergi, di atas kereta api dia senantiasa menulis sehingga dalam sebulan dia bisa menghasilkan banyak sekali tulisan yang dibukukan. Selain mengajar di universitas dia juga daI yang banyak memberikan ceramah diluar kota bahkan luar negeri, tapi sekali lagi tulisan-tulisannya sangat banyak. 

Ah pengangguran kah dia? 

Atau orang-orang seperti kita ini selalu merasa sibuk dan tidak punya waktu sehingga tidak bisa belajar dan menulis? 

Saya jadi ingat, suatu kali, ketika habis memberikan pelatihan menulis PTK [Peneletian Tindakan Kelas], salah seorang ibu peserta yang guru SD, mendekati saya dan bilang, Pak, saya ini, pengin sekali bisa menulis dan banyak hal yang ingin saya jadikan tulisan tetapi saya nggak punya waktu, di sekolah sudah repot ngajar dan ngurusi tugas anak-anak, di rumah juga ngurusi pekerjaan rumah.. dan seterusnya 

Sesampai di rumah, ada peserta lain yang telepon. Intinya minta dibuatkan PTK. Ketika saya tanya kenapa nggak membuat sendiri, dia bilang sangat repot dengan pekerjaannya. 

Duh! 

Saya pribadi, kalau nggak bisa nulis tiap hari, saya tahu pasti bahwa saya kebanyakan menghabiskan waktu untuk tidur, entah karena capai atau sakit. Tetapi jelas saya sering menyesal jika melewatkan malam-malam saya tanpa menghasilkan tulisan sama sekali, apalagi memang banyak pekerjaan sampingan saya ya kaitannya dengan nulis. 

Kalau panjenengan bagimana?











Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "Rektor, Kok Pengangguran?"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.