Article

To Live and Die [TLAD] @ SMANELA # 8 : Anjing dan Kucing # 1

 Ada ritual khusus yang dilakukan anak-anak kelas 1-4 yang membuat setiap guru yang baru masuk di kelas itu jengkel. Apa itu? – D-I-K-E-R-J-A-I-N- !

Seperti biasanya, begitu bel istirahat berbunyi ada saja anak-anak yang masih mbulet tidak masuk ke dalam kelas. Ada yang masih asyik menghabiskan es kacang ijonya atau nyari protolan gorengan di warungnya Pak Rie, ada yang masih ngantri di toilet. Ada yang masih olah raga di aula, macem-macem deh pokoknya. Yang pasti ketika guru masuk kelas, satu-persatu barulah mereka masuk, bahkan kadang jika yang mengajar guru tertentu, kelas benar-benar lengkap ketika menjelang satu jam pelajaran.

Hari itu setelah istirahat pertama ada guru keterampilan baru yang mengajar di kelas 1-4, namanya Bu Hari Utami. Dengan langkah yang mantap, ibu guru yang masih single fighter eh masih lajang  ini masuk kelas 1-4 SMA NEGERI LAWANG. anak-anak yang masih hiruk pikuk sejenak terdiam, melihat guru baru tersebut.


”Selamat siang” sapanya.
Bukannya menjawab salam sang guru, anak-anak mulai clometan.
”Guru baru ya?”
”Kenalan dong,”
”Masih single ato doble?”

Sang guru baru cuman tersenyum-senyum. Sambil menuju meja guru. Senejak kemudian dia duduk, dan membuka daftar hadir kelas. ”Siapa ketua kelasnya?” tanyanya.

”Hoi ketua kelasnya sapa?” teriak siswa yang duduk di depan meja guru. Sementara sang ketua kelas tak bergeming sama sekali.
”Lho siapa ketua kelasnya?” tanya Guru baru tadi
”Lha iya bu, siapa ya?” jawab siswa lain, yang membuat jengkel sang guru.
”Kalian ini gimana sih? Masak ketua kelasnya nggak ada..?” tayanya geram
”Duh siapa sih ketua kelasnya, kok nggak ngaku?” ledek siswa lain.
”Kalo ketua kelasnya nggak ada saya nggak mau ngajar …” sang guru mulai marah.
”Wes rek, wes rek … ngambek gurune… ayo ngaku ae ketua kelase” seru yang lain yang arinya (Sudah-sudah, gurunya ngambek, ketua kelasnya ngaku aja).
”Ayo siapa?”
”Peyok, Bu…” jawab yang lain.
Peyok?” tanya bu guru merasa aneh dengan nama itu yang berarti penyok atau rusak
”Ya Bu, Peyok?” seru seorang siswa lainnya.
”Mana orangnya?”
”Yok, bangun….” teriak yang lain sambil cekikikan.
”Ya, Bu, Ada apa?” tanya sang ketua kelas dengan malas yang dari tadi tidur-tiduran di bangkunya.
”Biasanya gimana kalo memulai pelajaran?” tanya bu guru baru sama Peyok yang duduk di dekat pintu masuk.
”Bersiap, beri salam…” tiba-tiba sang ketua duduk dengan tegap dan memberi aba-aba kepada kelas.
”Selamat siang Buuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu….” begitu respon anak-anak sekelas.

***

”Baiklah saya ingin mengenal kalian satu persatu, saya panggil dari urutan pertama ya, yang punya nama angkat tangan…”
”Ya Buuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu…” kembali sekelas serempak memnjawab.
”Asminatan,…” panggil bu guru baru.
”Saya Bu,…” jawab seorang siswa di bangku tengah
”Dasuki..?.”
Tak ada jawaban,
”Dasuki..?.” tanya bu guru lagi, ”Dasuki mana?”
”Uki… Uki.. Uki…Uki…” seru anak-anak laim bebarengan memberi semangat pada Dasuki, salah seorang siswa yang pemalu dan pendiam, meski memliki potongan seperti petinju kenamaan waktu itu, Mike Tyson. Makanya dia dipanggil Uki Tyson.
”Dasuki..?.”sekali lagi Bu Guru memanggil.

Seorang siwa kemudian mengangkat tangan kanannya seraya  tetap merundukkan kepala masih malu-malu.
”Ohh… kamu, kenapa kok diam aja?”
”Low Profile, Bu…” jawab Jantok sekenanya.

Tiba-tiba anak seorang anak masuk, sambil menanggukkan kepalanya, tanda minta ijin masuk.
”Ya Silahkan duduk…”
Tapi yang disuruh duduk malah mengambil penghapus dan membersihkan papan tulis pelan-pelan, ”Saya Piket Bu..”
”Ya selanjutnya… Mbak Ekky Tri …”
”Wuahahahahaha… Mbak Eky tri P****S…. ” beberapa anak di dalam kelas tertawa sambil meneriakkan nama plesetan si Ekky.
”Lho kok ketawa… kenapa? Mana Si Ekky?”
”Saya Bu…” jawab seorang siswa yang duduk di bangku pojok kanan belakang dekat jendela.
”Ooo… Ekky nama laki-laki toh?” kata bu guru agak kemaluan.
Sontak anak-anak riuh lagi.
”Ibrahim…?”
Seorang anak siswa yang duduk di sambping Ekky bertubuh jangkung seperti penyanyi Freddy Mercuri mengangkat tangannya,
”Juswawiji?”
Seorang siswa perempuan dengan rambut ikal mengangkat tangannya.. sementara teman-teman lainnya… cekikikan.
Ada apa kok ketawa yang lain?, Benarkan Juswawiji perempuan?” bu guru menegaskan sambil melihat anak perempuan yang baru saja meangkat tangannya tadi.
”Mariyam?” panggil Bu Guru
Kali ini seorang anak laki-laki jangkung..dengan kepala agak gundul dan mata agak sipit menggangkat tangannya…”Ya, Bu Saya..” serunya.
”Wuhahahahaha….” sekelas tertawa lagi.
”Lho masak kamu namanya Mariyam?” tanya bu guru agak shock dan jengkel karena dikerjain.
”Iya Bu..” jawab anak tadi cuek.
”Ah… kamu pasti bohong..”
”Nggak percaya ya sudah…” jawabnya lagi sementara  teman-teman sekelas tambah riuh cekikikan.
”Kalian ini suka ngerjain guru… kalo nggak ngaku saya nggak ngajar di kelas ini..” gerutunya, sambil berkemas-kemas ingin keluar kelas.
”Ayoo… Wa… kasihan … ngaku Wa….” teriak yang lain sambil tertawa.
”Habis nama saya dipakai Mariyam…” jawab anak tadi sambil menunjuk anak perempuan yang ketika dipanggil tadi mengaku bernama Juswawiji.
”Gimana sih kalian ini!” jawab bu guru kesal.
”Lanjut Bu…. lanjut… yang lain kan belum dipanggil..!” seru anak-anak di kelas.

Bu guru kembali duduk di tempat duduknya. Dan mulai memanggil nama-nama yang belum dia panggil.

”Rimba..” seru bu guru.
Lagi-lagi anak-anak cekikikan, sementara si siswa yang masuk telat tadi tetap membersihkan papan tulis yang dibelakang meja guru.
”Rimba? Rimba masuk nggak?” tanya bu guru mulai agak jengkel lagi. Sementara anak-anak tetap tertawa,
”Rimba, nggak masuk ya?”
”Saya Bu!” jawab anak membersihkan papan tulis tadi sambil mendekatkan tubuhnya di samping kiri Bu Guru yang sedang duduk.

Tentu saja Bu Guru kaget karena tidak menyangka anak yang dari tadi membersihkan papan tulis tiba-tiba nyelonong tepat disamping kirinya. Secara reflek bu guru mengambil bulu-bulu yang ada di samping meja guru dan hendak memukul si Rimba yang dengan gesit sudah menghindar. Bu guru berdiri dan..

****

Bersambung InsyaAllah

***

Catatan: cerita ini ditulis sebagaimana terjadi 22 tahun yang lalu. Jika ada kekurangan disana-sini harap maklum. Kalau ada nama yang sama … memang begitulah adanya hehehe…

****

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "To Live and Die [TLAD] @ SMANELA # 8 : Anjing dan Kucing # 1"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.