Article

To Live and Die [TLAD] @ SMANELA # 2: J-U-N-*-*-*

 Sebelumnya mohon maaf kalo cerita di TLAD tidak berurutan secara kronologis waktu. Maksud saya ceritanya tidak dimulai kelas 1, 2, 3, atau mulai saat ospek kemudian pembagian kelas dan seterusnya.

Pengennya begitu, tetapi ternyata susah mengingat kejadian yang sudah berlalu lebih 20 tahun yang lalu. Inilah salah satu alasan kenapa saya kesulitan melanjutkan setelah tulisan pertama saya post sekitar sebulan yang lalu.

Nah, daripada macet, akhirnya saya berpikir untuk menulis berdasarkan apa yang saya ingat saja walaupun nantinya kronologi waktunya jadi tidak teratur. Mungkin saja cerita pas kelas dua muncul di awal, kemudian cerita pas ospek muncul belakangan.

Alla kulli hal alias BTW, saya cuman berharap tulisan-tulisan di Serial TLAD nanti bisa ikut memberikan suatu warna dalam catatan sejarah SMANELA (hehehehe.. muluk-muluk sekali), maksud saya biarlah sedikit pengalaman kita di SMANELA pada awal 1990-an, bisa menjadi pengingat kita dan juga warga SMANELA saat ini dan akan datang bahwa ternyata ada sekumpulan orang yang sekarang dinamakan Alumni SMANELA 90 [AS 90] pernah ada di sana…..

Terakhir harapan saya, kalo ada yang ingin nyumbang ide cerita atau bahkan cerita bisa kontak saya via email/YM: hmcahyo [at] yahoo.com atau anda tinggalkan pesan di Halaman Kontak di blog saya: http://hmcahyo.wordpress.com/kontak

Akhirnya, selamat menikmati.

****

J-U-N-*-*-*

Al kisah, di pertengahan tahun ajaran seluruh warga SMANELA mendapatkan berkah. Apa itu?

Tidak lain adalah datangnya seorang guru baru!

Beliau ini adalah pindahan dari sebuah SMA di kota Malang sana dan hendak menghabiskan akhir pengabdiannya di SMANELA, satu-satunya SMA Negeri di utara Kabupaten Malang.

Ya, Lawang memang kota yang damai dan lebih tenang jika dibanding Malang, tidak bising dan hiruk pikuk, memang cocok untuk menghabiskan masa tua dan menunggu pensiun.

Tetapi, sepertinya anggapan itu segera sirna ketika bertemu dengan murid-murid SMANELA angkatan yang masuk pada tahun pelajaran 19871989. Tidak lain dan tidak bukan karena murid-murid angkatan itu begitu dinamis dan heroik sehingga SMANELA menjadi lebih hidup dan bergairah, pasalnya para guru menjadi lebih banyak mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengawasi murid-murid baru yang sering bikin bising kelas dan mengganggu ketenangan belajar… (sttt… nggak boleh protes…!)

Nah, Tidak sah memang Pak Guru tersebut pindah ke SMANELA karena tentu beliau akan mendapatkan pengalaman baru bertemu murid-murid yang unik yang salah satunya menuliskan kelak menuliskan pengalaman itu di facebook yang belum kebayang kayak bentuknya pas tahun 1987. (hihii… sedikit narsis gpp khan )

Begitulah! Beliau diberi amanah mengajar PMP (Pendidikan Moral Pancasila) untuk kelas satu. Kelas I-4 adalah salah satu kelas yang mendapat kehormatan untuk mendapatkan pelajaran dari beliau.

Cuman masalahnya di kelas I- 4 itu ada semacam kesepakatan tidak tertulis bahwa semua guru yang baru masuk harus menjalani semacam upacara perkenalan dari warga PAZIPAT – sebutan anak-anak kelas I-4 yang artinya PAsukan siZi Papat.

Namanya juga upacara perkenalan, jadinya yang sering menjengkelkan guru baru daripada melegakan. Gak peduli guru Senior atau Junior bahkan guru PPL sekalipun pasti kena ritual perkenalan tersebut.

Begitu juga dengan Pak Anis. Setelah beliau berkenalan anak-anakpun tahu kalau beliau ini adalah orang yang sabar, artinya tidak suka marah-marah, buktinya anak-anak clometan selama pelajaran beliau cuman berhenti berbicara dan bilang,

”Sudah..?” setelah itu melanjutkan menerangkan lagi meski anak-anak tidak memperhatikan.

Mengetahui gurunya yang sabar anak-anak kumat isengnya. Pertama salah seorang dari mereka ijin ke belakang, setelah yang satu balik, gantian yang lainya juga ijin ke belakang, begitu berulang ulang sampai Pak Anis heran dan bertanya.

”Lho ini kenapa sih kok gantian ke kamar mandi? “

Dengan spontan dan mantap Yoyok sang ketua kelas menjawab,

J U N U B, Pak!!

”Ha, Junub?” Pak Anis hanya melongo

Ya, JUNUB! sekali lagi Yoyok dengan mantab menjawab.

Sementara temen-temen lain cuman cekikikan.

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "To Live and Die [TLAD] @ SMANELA # 2: J-U-N-*-*-*"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.