Article

NAD@MU # 12: “Tegang Ya, Pak?”

 Setelah sekian lama tidak memposting serial Night and Days @ Magistra Utama [NAD@MU] ternyata banyak yang mengharap-harap saya melanjutkannya. Jujur saya sebenarnya pengin nerusin, tetapi entah mengapa ide yang ada di kepala ini nggak pernah sampe kelar menjadi sebuah tulisan. Ada beberapa draft disana-sini yang mudah-mudahan masih bisa saya lanjutkan, insyaAllah.

Pagi ini (3/05/2008) ada sebuah pesan di YM saya, dari teman saya yang masih di MU, Kang Rahmat Zubaidi, yang intinya saya diminta melanjutkan lagi serial NAD@MU, ketika saya katakan kehabisan ide… dengan serta merta dia memberikan 2 kejadian yang dialami temen-temen… dan salahs satunya yang akan anda baca ini.

Selamat menikmati.

****

Seperti diketahui, pada awal MU berdiri di berbagai cabang, rata-rata instrukturnya adalah orang-orang muda, fresh graduate, energik dan yang penting masih bujangan!

Mengapa masih bujangan? Ya salah satunya adalah masih kuat untuk dibanting-banting dan diajak keliling-liling seantero jawa timur dan jawa tengah plus DIY untuk presentasi, dan yang paling penting lagi kalo masih bujangan, khan nggak ada alasan kalo dipindah-pindah ke cabang laen 

Nah waktu itu cabang Jogja, mendapat support baru, seorang instruktur bahasa inggris baru, alumni UNIMU (Universitas Muhammadiyah Malang). Kami memanggilnya Gus Man, ya masih satu turunan dengan Gus Dur. Karena kakek dan neneknya ketemu di Nabi Adam, jadi yang masih saudara gus dur dan gus-gus yang laen.. he..he..

Gus Man ini termasuk makhluk halus, maksudnya, kalo ngomong pelan, tertata tidak meledak-ledak kayak yang laen apalagi yang asli arema. Karena Gus Man ini kalo nggak salah aslinya masih deket-deket daerah Jateng, jadi ya termasuk orang halus.

***

Begitu nyampe di Jogja, tidak perlu menunggu berlama-lama dia langsung dapet jam mengajar. Kelas yang harus dikunjungi pertama kali adalah jurusan Asmed (Asisten Medis), yang sebagian besar peserta pelatihannya adalah permpuan, dari sekitar 50 orang – kaum lelaki menjadi minoritas, karena jumlahnya hanya 4 orang.

Suhu udara kota Jogja yang panas sebenarnya sudah cukup menolong Gus Man yang grogi dan berkeringat deras menghadapi tatapan puluhan pasang mata dari peserta pelatihan yang ingin mendengarkan apa yang dikatakan sang instruktur baru.

Wajah, Gus Man yang putih, sudah berubah menjadi kayak kepiting rebus, dan butiran peluh sebesar jagung memenuhi wajahnya.

“Wah… disini panas ya…” katanya memecahkan kesunyian.
“Jogja, Pak…” jawab anak-anak
“Ya… sumuk…” katanya sambil membasuh mukanya yang menderas peluh
“Kenalan dong Pak…. “ teriak anak-anak yang di depan. Seingat saya anak-anak yang duduk di depan biasanya anak-anak yang rajin dan pandai serta kritis, dan kebetulan wajahnya juga cerah-cerah 
“Iya…iya…” Kata Gus Man menuliskan namanya di papan.
“Status…?” tanya anak-anak hampir bersamaan.
“Masih single….” Jawab Gus Man malu-malu, dan wajahnya tambah padam diliatin cewek-cewek.
“Asyiiikkkkk……………..” seru anak-anak

Setelah beberapa saat berkenalan, maunya Gus Man langsung pelajaran. Tetapi sialnya, setelah kenalan gak tambah tenang … malah semakin grogi dia.. sampe-sampe dia bingung mau ngomongin apa… beberapa kali dia ngomong – kalimatnya nggak nyambung satu dengan yang laen.

Sementara anak-anak yang dibaris depan tidak berhenti memandang Gus Man dengan tajam karena omongannya semakin terlihat bergetar… sesekali dia mengusap dahinya yang membanjir.

“He, Asri jangan dipandangin terus dong….” Celetuk Anang salah seorang dari empat laki-laki yang ada di kelas itu.
“Ye… Anang… emangnya aku apaan…” protes si Asri yang duduk di depan.
“Lihat tuh bapaknya tegang…” teriak anang
“Ya khan pak tegang ya…” tanya widodo dengan gokilnya
“Ha.. tegang…” kata Gus Man sambil melihat bagian depan celananya.dengan gugup..
“Ha… ha… ha…” teriak anak laki-laki… riuh
“Tegang ya pak….?” Tanya anak-anak perempuan yang didepan tanpa rasa bersalah.
“Iya… tegang…” kata Gus Man.
Kelas semakin riuh. Sementara Gus Man semakin kepanasan. Dan pamit kepada anak-anak untuk keluar sebentar.
Sontak kelas tambah riuh.

*****

Oalah Gus, Gus wong digoda anak-anak kok ya ditanggepin!

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "NAD@MU # 12: “Tegang Ya, Pak?”"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.