Article

[Kepsek's Note] Visi, Visi, Visi

Sudah lama sekali saya gak mengupdate Kepsek’s Note, entah kenapa, nyaris hampir 2 bulan saya gak produktif sama-sekali untuk menulis. Entah kerena kerjaan di kantor yang hampir 3 bulan terakhir menuntut pikiran ekstra – setiap kali sampai di rumah mau menulis ide yang ada rasanya sudah tidak kuat. Malam hari selepas sholat isya saya lebih memilih tidur sampai pagi. Sampai-sampai memberi PR terbaru saja sudah sering lupa tanggal wkwkwkw, tetapi apapun rasionalisasi penjelasan saya yakinlah semua itu hanya raja alasan! jadi jangan ditiru ya hehehe

Oke deh yuk kembali pada serial Kepsek’s Note yang konon ada yang sudah menunggu-nunggu, tetapi sayangnya setelah saya ubek-ubek dokumen grup, kok gak nemu sekarang sudah seri berapa ya? Ada yang bisa bantu tolong saya? Kalo ketemu kalo pas gak OL tolong editnya serinya di judul tulisan ini :)

Begini, Hari Ahad pekan lalu, saya bersama om Nur Muhammadian diudang temen-temen sebuah organisasi penulisan yang cukup terkenal untuk sharing tentang penyusunan ulang visi dan misi serta value (nilai-nilai) dari organisasi tersebut yang menurut kami tidak jelas visinya. Akibat ketidak jelasan visi ini sangat berdampak pada mandegnya kaderisasi dan yang paling parah tidak tahu mau dibawa kemana organisasi tersebut.

Ya, sejak awal sharing sudah saya katakan bahwa menyusun ulang visi sebuah organisasi tidaklah mudah… dan tidak bisa diselesaikan dalam diskusi selama 3 jam. Dan yang paling berat lagi kalo tidak ada kemauan dari para penggiatnya untuk menyusun ulang visi, misi dan nilai-nilai organisasinya… saya menangkap ada sedikit keengganan untuk bergeser dari zona nyaman, meski kondisi yang sebenarnya sangatlah tidak mereka inginkan - minimal antara harapan ketika masuk organisasi dan hasil yang diperoleh tidaklah sama – alias mengecewakan, hal ini bisa dilihat dari banyaknya anggota yang daftar pada saat open rekruitmen yang mencapai ratusan orang hingga akhirnya gugur tinggal beberapa gelintr dalam waktu tidak sampai satu tahun. Sungguh sangat disayangkan memang, tetapi mau bagaimana lagi, wong kami cuma hanya sebagai tukang kompor, bukan decision maker dari organisasi tersebut.

Mengingat kondisi organisasi tersebut saya jadi berpikir tentang PNBB – ah saya kok jadi kepikiran apakah PNBB sudah punya visi, misi dan value yang benar-benar diterima sehingga menjadi ikatan “ideologi dalam berorganisasi”. Entalah, meski saya secara pribadi tentu punya harapan besar dan target buat PNBB - tetapi saya menyadari PNBB tidak akan menjadi besar dan langgeng jika PNBB apa kata saya. Tidak, saya tidak mau seperti itu, saya ingin grup ini milik semua saja yang sudah nekat menceburkan diri ke grup ini – entah secara sadar maupun tidak sadar, makanya saya suka wanti-wanti kepada densus dan para asabiqunal awwalun (pendahulu di grup) untuk tidak menyesatkan orang ke PNBB, saya khawatir jadi syok ngelihat “gendengnya” para anggotanya, apalagi kalo ada audisi, pasti deh penyakitnya pada kumat hehehe… Oleh karenanya saya sering “risau” apakah PNBB sudah menjadi rumah yang nyaman bagi para penghuninya. Risau apakah mereka yang sudah kadung masuk di PNBB sudah mendapatkan manfaat yang maksimal dengan bergabungnya di PNBB. Risau apakah mereka yang sudah masuk grup mengalami penambahan keterampilan menulisnya, risau apakah PNBB mampu memenuhi harapan mereka yang banyak itu.

Begitulah, makanya untuk sementara – diantara keterbatasan kami pengelola grup – hanya berharap minimal mereka yang sudah kadung masuk PNBB tidak kecewa dan tetap bahagia, gembira dan semakin terbuka kran kemaluannya untuk menulis - (minjem istilah uda Hazil).

Nah, apakah anda sudah terpuaskan? Kalo belum tanya pakar Big O hahahahha….

Oke deh sekian dulu, insyaAllah disambung lagi..





Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "[Kepsek's Note] Visi, Visi, Visi"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.