Article

Tentang Khitan

Tadi malam bada ketika begitu selesai sholat isya, Pak Haji ketua takmir -, yang masih duduk di pengimaman masjid, mengundang jamaah yang cuman sekitar 10 orang untuk ke rumahnya.

Bapak-bapak, nanti bada sholat isya, saya undang ke rumah saya. kami tasyakuran karena cucu kami malam ini di khitan. Begitu pengumuman beliau

Setelah selesai sholat sunnah, kami ke rumah Pak Haji yang tepat berada di depan masjid. Kami harus melintasi halaman rumah yang paling besar di kompleks kami.

Sesampai di dalam rumah langsung di sambut Bu Haji dan kami di persilahkan masuk ruang tengah.
Bapak-bapak monggo di dalam kami mohon bantuan doanya begitu katanya.

Ketika semua jamaah sudah duduk di atas karpet merah di ruangan keluarga. Bu Haji berbicara lagi.

Bapak-bapak mohon doanya, ini cucu saya sudah berangkat ke dokter sejak bada maghrib tadi, cuman di sana dia jadi nggak berani nangis terus, ini ibunya sama embahnya (Pak Haji) di minta nemenin kesana mohon doanya, semoga hari ini jadi di khitan pinta bu haji 

Lho memang masih kecil tho bu? tanya Pak Lawi.

Enggak dia sudah 11 tahun kok, padahal dia itu paling nakal suka ngganggu kakaknya tapi kalo ngini ini nggak berani monggo Pak, dipimpin doanya buat cucu saya mudah-mudahan diberi ketetapan hatinya agar jadi khitan malam ini!

Monggo Bib, dipimpin kata Pak Lawi kepada Pak Ahmad, jamaah masjid yang kebetulan berdarah arab
Pak Ahmad langsung memimpin doa.

Saya jadi teringat Habib dan Dayyan pas di khitan 2 tahun yang lalu. Waktu itu Dayyan baru 6 tahun, mau masuk SD, sedang habib baru 5 tahun dan masih di TK.

Baca Ceritanya Berikut

Alhamdulillah Dayyan Habib Sunat











Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "Tentang Khitan"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.