Article

IBSN: A Shoulder to Cry on- Who Wanna Be?

Adakah orang yang paling tegar di dunia ini ketika menghadapi masalah?
Mengapa anda katakana dia tegar?
Oke apapun jawaban anda tidak masalah!
Tetapi pertanyaan berikutnya adalah, Apakah anda cukup tegar menghadapi masalah anda?

Sahabat, saya tidak tahu bagaimana anda menjawab pertanyaan saya yang terakhir, tetapi saya ingin berbagi jawaban saya kepada anda.
Saya tidak malu mengatakan bahwa saya terkadang tidak cukup tegar menghadapi masalah saya sendirian! Terkadang saya masih butuh orang lain untuk sekedar berbagi dengannya, untuk sekedar meminta nasihat dan pendapatnya, dan meminta bantuan jika memang dia bisa membantu saya.
Mengapa saya tidak malu mengakuinya?
Karena orang yang saya anggap paling mulia di dunia ini juga melakukan hal yang sama. Mari kita buka sirah nabawiyyah. Ingatkah anda ketika pertama kali Rasulullah s.a.w bertemu Malaikat Jibril a.s beliau segera bergegas pulang dan meminta istrinya tercinta untuk menyelimuti badannya yang menggigil ketakutan. Dan yang luar biasa adalah sang istri manusia tercinta dengan penuh kasih menghibur dan memberikan semangat kepada sang manusia pilihan.
Sahabat, begitu juga dengan kita. Kita adalah manusia biasa. Dan adalah manusiawi jika kita membutuhkan tempat bersandar ketika kita dirudung duka dan masalah. Bukanlah sebuah aib bagi kita meminta bantuan dan pertolongan di saat kita memang membutuhkan.
Memang, terkadang dunia ini terasa begitu sepi ketika tidak ada orang yang bisa kita ajak sekedar berbagi. Serasa kita bertarung mengalahkan diri kita sendiri. Seringkali kita merasa tegar dan mampu hidup sendiri.
Dan memang terkadang itu menjadi pilihan kita untuk berusaha menaklukkan diri kita dan menjadi pemenang atas kesedihan dan duka kita. Tidak masalah jika nada mampu melakukannya.
Jika tidak?
Ya, saya yakin anda masih punya tempat bersandar yang cukup tangguh, yang akan membantu anda menghibur dan membangkitkan semangat anda. Dialah Allah yang Maha Kuasa. Dialah sebaik-baik tempat bersandar dan berteduh kala anda memang tidak membutuhkan orang lain yang menemani di sisi anda.
Saudaraku, tetapi berapa banyak orang yang seperti itu?
Terkadang justru orang lainnya yang bisa dan mampu menuntun kita untuk menemukan sandaran yang tangguh tadi. Justru terkadang orang lainlah yang membantu kita untuk tetap tegak berdiri dan bersandar kepada yang Maha Tangguh di saat kita sendiri terhuyung-huyung tak mampu menahan beratnya duka kita.
****
Sahabatku, maukah kalian menjadi orang lain itu. Orang yang membantu saudara kita yang sudah tak mampu berdiri tegak dirundung duka?
Maukah kalian menjadi sandaran sementara bagi mereka, sambil mengajak dan menuntun mereka menemukan sandaran sejati yang lebih kokoh?
Memang tidak mudah, menjadi tempat bersandar sementara bagi orang yang akan jatuh. Karena kita akan juga menahan beban orang tersebut, kita bahkan juga akan merasakan penderitaan yang sama dengan yang akan kita bantu!
Itulah resiko yang harus kita tanggung!
Tetapi sahabatku, disanalah kita akan menjadi berarti bagi orang lain. karena sebaik-baik orang adalah orang yang mampu bermanfaat bagi orang lain.
Sahabatku, untuk menjadi tempat bersandar sementara bagi orang lain, terkadang hanya butuh menjadikan diri kita sebagai pendengar yang baik – menjadi tempat dibuangkan segala perasaan haru biru yang ada pada kawan kita. Terkadang pula kita tidak perlu melakukan apa-apa, hanya cukup diam dan mengenggap tangannya dan memberikan hati kita padanya. Karena memang terkadang hanya itulah yang dibutuhkan.
Ada kalanya seseorang butuh bahu untuk sekedar menumpahkan tangisnya. Ada kalanya seseorang butuh telinga dan hati untuk berbagi. Karena dia butuh untuk meyakinkan dirinya bahwa dia tidak sendirian di dunia yang terkadang kejam ini
Sahabat sekali lagi kita tidak harus menjadi penyanyi dengan suara merdu untuk menghibur yang duka. Dan kita tidak harus menjadi pelawak yang akan membuat dia tersenyum dan tertawa.
Kita hanya cukup menerima dia apa adanya, mengakui dia sebagai manusia yang lemah dan meyakinkan dia bahwa kita senantiasa bersamanya. Dan itulah yang membuat dia terhibur dan tersenyum.
***
Ps: Ya Allah sesungguhnya tidak sia-sia Engkau ciptakan ini semua, Maha Suci Engkau, dan lindungilah kami dari siksa neraka

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "IBSN: A Shoulder to Cry on- Who Wanna Be?"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.