Article

Cos, You're Our True Heroine...!


"Anak-anak.. hari ini kita sarapan pakai pecel ya...?"

"Ngaaaak mauuuuu...." kata nadia dan habib

"Lho biasanya kalian mau. khan ?" tanya saya

"Aku mau pecelnya Ummi... nggak mau pecelnya abi..." kata nadia lagi

"Abi lho cuma ngerebus sayurnya.. bumbunya khan sudah diberi eyang kemarin. tinggal pakai.." 

"Pokoknya aku gak mau pecelnya abi..." nadia bersikeras.

"Telur dadar ya...?"

"Hmmm.... ya.. nggak papa...."

"Sama sayur sawi...yaaa?"

Nggak ada jawaban karena nadia sudah menghilang ke depan, sementara si dayyan nggak pernah pusing urusan makan, yang penting dia masih bisa main game dengan puas.. lainnya nothing else matter

*****
"Anak-anak sarapan siap.. Nad... tolong ambil piring tiga... mana si Habib? ... Dayyan... berhenti dulu main gamenya kalo nggak komputernya tak matikan!"

"Aku.. pake dadar ini ya Bi..." kata Nadia sambil mencuil dadar telur yang saya buat, dan segera beranjak pergi...

"Eh.... tunggu dulu... sayurnya... ini..." kata saya sambil menuangkan tumis sawi buatan saya.

"Nggak mau banyak-banyak... aku kuahnya saja.." seru nadia.

"Lho... kamu ini.. biar sehat kok..."

"Aku lho Bi sudah banyak makan sayur..." protes nadia.

"Ya wes... sana makan yang baik.jangan lupa doanya.
.
"Wueeeek.... sayurnya abi nggak enak... aku mau muntah... " kata nadia sambil lari ke halaman depan untuk membuang sayur yang ada di mulutnya.

"Aku khan sudah bilang jangan kasih sayurnya, aku minta kuahnya saja..." protes nadia sambil bersungut-sungut.

Saya mencoba mencicipi sayur buatan saya, menurut saya tadi kok sudah enak, tapi saya cicipi lagi... "uff... nggak enak memang, di lidah kok ada rasa getirnya.. apa karena tadi nggak dikasih lengkuas dan jahe...?"

"Iya.. wes... sayurnya jangan dimakan taruh dipinggir saja..." kata saya pada nadia 

 "Pokoknya sayurnya abi nggak enak... masik enak sayurnya ummi..." kata nadia sambil menggerutu.

Wah... ternyata repot juga ya.. kalo ditinggal istri lama-lama. baru lima hari anak-anak sudah pada protes masalah makanan, padahal masakan kemarin pepes tongkol masih ada di kulkas, ceker ayam yang dikecapin juga tidak banyak berkurang. tempe kering... wah semua menumpuk di kulkas... padahal kalo ada umminya makanan seperti itu pasti cepet ludes... nggak usah nunggu sore ato malam. Pulang kerja saja sering kami hanya kebagian nasi dan kuah sayur saja...

*****

 "Bi aku nanti malam tak pulang ya...?" kata istri saya melalui telepon hari ahad sore, 9/11/2008.

"Lha emang malam nggak ada jadwal pelatihan?"

"Nggak ada .. sampe jam tujuh aja.. kebetulan ada temen yang rumahnya arjosari di jemput suaminya pake mobil.. aku bisa numpang - nanti di jemput di pasar lawang ya?"

"Ya.. nggak papa.. tapi sampean nggak capek tah, malam pulang, pagi harus di batu lagi?"

"Sebenarnya sih masih ada tugas untuk besok pagi.. tapi khan aku kangen anak-anak.."

"Oke deh... nanti kalo sudah sampe pasar lawang telepon aku ya... mudah-mudahan belum tidur.."

"Iya... miss you..."

****
Malam itu selepas isya - hanya dayyan yang masih belum tidur, dia nungguin saya nginstal komputer. Seharian dia sudah tidur, selain itu dia memang ingin saya memasangkan beberapa game yang dia suka mainkan di komputer.

"Bang, nanti njemput ummi di pasar ya?"

"Ummi pulang tah bi? Belajarnya sudah selesai?"

"Iya.. pulang Ummi kangen bang dayyan... sama mbak nad dan dik habib.. besok pagi ummi balik lagi.. belajar.."

Jam 21.30 istri saya telepon minta dijemput.

"Ayo bang jemput ummi, kata saya pada dayyan yang masih nunggu komputer yang belum kelar diinstal.."

****

"Hmmm ummi itu kangen sama bang dayyan.. dik habib sama mbak nad sudah tidur tah bang?" kata istri saya begitu sampai di rumah sambil mencium dayyan.

"He-eh.... ummi belajarnya sudah selesai tah?"

"Belum.. besok pagi berangkat lagi.."

Begitu meletakkan pakaiannya yang kotor di mesin cuci, istri saya langsung mencuci piring dan gelas kotor bekas makan siang dan malam yang menumpuk di dapur. kemudian membersihkan bagian rumah yang berantakan yang nggak sempat saya bersihkan. ketika menjelang jam 11 malam baru selesai. setelah itu dia masih mengerjakan tugas yang katanya besok pagi dibuat presentasi... sambil sesekali terkantuk-kantuk dia meneruskan menulis..

"Mi... kalo ummi masih belajar dan capek... ummi nggak usah pulang.. di sana saja.. kalo sudah selesai baru pulang nggak papa.." kata dayyan yang nungguin umminya di samping meja di ruang depan.

Rupanya dia kasihan melihat umminya jatuh bangun terkantuk-kantuk mengerjakan tugasnya.

"Iya.. bang ummi banyak tugas nih... makasih ya bang, kita bobok saja yuk.." kata istri saya sambil memeluk dayyan.

***
Sekitar jam 2 pagi istri saya sudah bangun dan mengerjakan tugas-tugasnya... menjelang subuh dia langsung memasak air buat anak-anak dan menyiapkan sarapan buat kami. jam 5.15 anak-anak sudah mandi dan sarapan sudah siap. jam 15.30 kami sudah barangkat ke batu.

****
Ah... ternyata istri saya lebih tangguh dalam mengurus keperluan sehari-hari kami.
Anak-anak beres nggak ada yang komplen, sarapan sudah siap, rumah bersih nggak berantakan dan bisa berangkat pagi... dan itu dilakukan tiap hari

Ah... kita ini memang baru sadar akan pentingnya seseorang kalo orang itu jauh dari kita..

"Mi.... we love you so much... we miss you.... and you're our heroin..."

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "Cos, You're Our True Heroine...!"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.