Article

1 Syawal 1424 H .. itu

Lelaki tua yang tubuhnya sudah kurus dan lemah itu menggerak-gerakkan telapak tangan kanannya yang juga keriput dan lengannya penuh dengan bekas-bekas tusukan jarum infus, sambil sesekali menunjuk ke dadanya.
“Aku cuma sebentar kok pa, sehabis sholat ied langsung pulang”
Lelaki itu terlihat murung, sesekali batuk-batuk dan cairan seperti ingus keluar dari lehernya yang terbuka menganga akibat tiga kali operasi kanker larynx.
“Sebentar saja, besok pagi berangkat lusa insyaAllah sudah balik lagi..” lelaki muda itu meyakinkan.
“Iya.. pa, nggak pa-pa khan ada saya, Iis dan Ria..” kata istrinya. “Hefie..sama suaminya juga ke Blitar sebentar ke mertuanya..katanya juga langsung balik setelah solat ied…” istrinya melanjutkan.
Lelaki yang harus makan makanan yang diblender melalui selang yang langsung masuk ke lambungnya itu, terdiam.
“Nggak apa-apa ya… kalo aku berangkat?”
Akhirnya lelaki itu mengangguk.
****
“Dik… segera pulang ya… ” kata kakak ipar begitu kami turun dari masjid setelah selesai sholat ied.
“Ada apa Mbak?”
“Sabar ya… Bapak sedo (meninggal)…”
“Innalillahi wainna ilahi rajiun…”
“Kapan…teleponnya?”
“Tadi, pas saya baru pulang dari masjid…”
“Astaghfirullah….” berbagai perasaan campur aduk jadi satu. Namun satu hal yang pasti  PENYESALAN
Saat itu jam 7.30 pagi… Ngawi — Malang 6 sampai 7 jam .. berarti baru jam 13.00 atau jam 14.00 baru sampai — mudah-mudahan masih bisa mengikuti pemakaman.
***
Terminal Purbaya - Bungurasih - Surabaya jam 13.30 - 1 syawal 1424 H
“Coba telepon ke rumah..”
“Nggak ada yang ngangkat..”
“Coba telepon tetangga… sebelah rumah…”
“Sudah dimakamkan tadi menjelang dhuhur… katanya”
“Ya.. Allah astaghfirullah…”
****
“Tadi pagi ketika orang-orang berangkat ke mesjid mau sholat Ayahmu..minta dibersihkan badannya..” kata ibu.
“Beliau minta ganti baju koko putih yang lengan pendek.. setelah Ibu spon dengan air hangat, dan mengganti semua sprei.. beliau minta untuk agak disandarkan.. katanya mau nunggu orang-orang. Beliau bilang sama ibu, kalo habis sholat ied orang-orang akan datang menjenguk beliau.. setelah itu Ibu kasih obat dan ibu bersih-bersih di dapur…”
“Pas.. khotib di masjid menutup khutbah, adikmu memanggil-manggil .. katanya tadi terdengar ayahmu agak sedikit tersedak.. setelah dilihat kok diam.. ternyata beliau sudah pergi..”
“Orang-orang memang langsung kesini setelah sholat ied. Tahu ayah sudah nggak ada.. Ustadz Ibrahim, Kiayi Sholeh dan pengurus takmir yang lain langsung mempersiapkan untuk pemakaman. Alhamdulillah Pak Ustadz Ibrahim dan Pak Kiayi Sholeh sendiri yang memimpin. sebenarnya sekitar jam sembilan lebih sudah siap, tapi nunggu Hefie… ternyata perjalanan dari Blitar ke sini nggak lancar.. sementara sudah hampir jam 11 - kasihan orang-orang waktunya lebaran harus nunggu-nunggu disini, akhirnya Hefie telepon suruh memberangkatkan saja jenazahnya… Hesti juga bilang gitu.. kasihan orang-orang apalagi juga mau hujan … ya sudah… akhirnya diberangkatkan.. Hefie masih bisa mengejar di makam..” begitu cerita ibu begitu kami sampai di rumah.
Tanah-dan pohon-pohon di luar rumah basah habis terguyur hujan lebat. Hati kami juga basah sekali, bergemuruh penyesalan menumpuk-numpuk. “Mengapa saat itu harus berangkat, bukankah beliau sudah memberi kami isyarat.. ah…. betapa berdosanya saya.. !”
Keluarga dari Bondowoso juga baru datang. Akhirnya bersama mereka kami menuju ke makam yang hanya berjarak dua kilo dari rumah.
Seonggok pusara dengan gundukan tanah yang basah dan segar terletak di bawah rerimbunan pohon bambu.. di bawah sana terbujur jasad lelaki yang telah mengabdikan diri sepenuh hidupnya untuk Tuhannya dan keluarganya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Itulah pahlawan keluarga kami
Ayah kami tercinta.
***
Allaahummaghfirlahu warhamhu, wa āafihii wafu anhu, wa akrim nuzulahu wa wassi madkhalahu…
Ya Allah ampunilah dosa-dosa ayahku, berilah rahmat kepadanya, sejahterahkanlah dia, maafkanlah segala khilafnya, muliakan singgahannya, luaskanlah tempat masuknya. Amiin.
kutulis dengan sepenuh cinta yang dalam untuk mengenang 5 tahun kepergianmu.

**dari putramu yang belum sempat berbakti dan memberikan yang terbaik untukmu**

Tidak ada komentar:

Terima kasih sudah membaca tulisan "1 Syawal 1424 H .. itu"!
Jika Anda punya kritik, saran, masukan atau pertanyaan silahkan tinggalkan pesan Anda melalui kolom komentar di bawah ini.